Friday, August 20, 2010

Indahnya Ramadhan

Assalamu'alaikum Wr Wb

Dalam dua buah hadits, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menggambarkan kondisi dua golongan yang saling bertolak belakang kondisi mereka dalam berpuasa dan melewati bulan Ramadhan:

Golongan pertama digambarkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sabdanya:

من صام رمضان إيمانا واحتسابا غفر له ما تقدم من ذنبه

“Barang siapa yang berpuasa Ramadhan dengan penuh keimanan dan mengharapkan pahala, maka akan dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Golongan kedua digambarkan oleh beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sabdanya:

رب صائم حظه من صيامه الجوع والعطش

“Betapa banyak orang berpuasa yang hanya memetik lapar dan dahaga.” (HR. Ibnu Majah), al-Hakim dan dia menshahihkannya. Al-Albani berkata: “Hasan Shahih.”

Akan termasuk golongan manakah kita? Hal itu tergantung dengan usaha kita dan taufik dari Allah ta’ala.

Bulan Ramadhan merupakan momentum agung dari ladang-ladang yang sarat dengan keistimewaan, satu masa yang menjadi media kompetisi bagi para pelaku kebaikan dan orang-orang mulia.

Oleh sebab itu, para ulama telah menggariskan beberapa kiat dalam menyongsong musim-musim limpahan kebaikan semacam ini, supaya kita turut merasakan nikmatnya bulan suci ini. Di antara kiat-kiat tersebut (Agar Ramadhan Kita Bermakna Indah, nasihat yang disampaikan oleh Syaikh kami Dr. Ibrahim bin ‘Amir ar-Ruhaili pada malam Jum’at 27 Sya’ban 1423 H di Masjid Dzun Nurain Madinah. Plus penjelasan-penjelasan lain dari penyusun):

Kiat Pertama: Bertawakal kepada Allah Ta’ala

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah menjelaskan, “Dalam menyambut kedatangan musim-musim ibadah, seorang hamba sangat membutuhkan bimbingan, bantuan dan taufik dari Allah ta’ala. Cara meraih itu semua adalah dengan bertawakal kepada-Nya.”

Oleh karena itu, salah satu teladan dari ulama salaf -sebagaimana yang dikisahkan Mu’alla bin al-Fadhl- bahwa mereka berdoa kepada Allah dan memohon pada-Nya sejak enam bulan sebelum Ramadhan tiba agar dapat menjumpai bulan mulia ini dan memudahkan mereka untuk beribadah di dalamnya. Sikap ini merupakan salah satu perwujudan tawakal kepada Allah.

Ibnu Taimiyah menambahkan, bahwa seseorang yang ingin melakukan suatu amalan, dia berkepentingan dengan beberapa hal yang bersangkutan dengan sebelum beramal, ketika beramal dan setelah beramal:

a. Adapun perkara yang dibutuhkan sebelum beramal adalah menunjukkan sikap tawakal kepada Allah dan semata-mata berharap kepada-Nya agar menolong dan meluruskan amalannya. Ibnul Qayyim memaparkan bahwa para ulama telah bersepakat bahwa salah satu indikasi taufik Allah kepada hamba-Nya adalah pertolongan-Nya kepada hamba-Nya. Sebaliknya, salah satu ciri kenistaan seorang hamba adalah kebergantungannya kepada kemampuan diri sendiri.

Menghadirkan rasa tawakal kepada Allah adalah merupakan suatu hal yang paling penting untuk menyongsong musim-musim ibadah semacam ini; untuk menumbuhkan rasa lemah, tidak berdaya dan tidak akan mampu menunaikan ibadah dengan sempurna, melainkan semata dengan taufik dari Allah. Selanjutnya kita juga harus berdoa kepada Allah agar dipertemukan dengan bulan Ramadhan dan supaya Allah membantu kita dalam beramal di dalamnya. Ini semua merupakan amalan yang paling agung yang dapat mendatangkan taufik Allah dalam menjalani bulan Ramadhan.

Kita amat perlu untuk senantiasa memohon pertolongan Allah ketika akan beramal karena kita adalah manusia yang disifati oleh Allah ta’ala sebagai makhluk yang lemah:

وخلق الإنسان ضعيفا

“Dan manusia dijadikan bersifat lemah.” (QS. An-Nisa: 28)

Jika kita bertawakal kepada Allah dan memohon kepada-Nya, niscaya Dia akan memberi taufik-Nya pada kita.

b. Di saat mengerjakan amalan ibadah, poin yang perlu diperhatikan seorang hamba adalah: ikhlas dan mengikuti petunjuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dua hal inilah yang merupakan dua syarat diterimanya suatu amalan di sisi Allah. Banyak ayat dan hadits yang menegaskan hal ini. Di antaranya: Firman Allah ta’ala,

وما أمروا إلا ليعبدوا الله مخلصين له الدين

“Padahal mereka tidaklah diperintahkan melainkan supaya beribadah kepada Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya.” (QS. Al-Bayyinah: 5)

Dan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:

من عمل عملا ليس عليه أمرنا فهو رد

“Barang siapa yang mengamalkan suatu amalan yang tidak ada perintahnya dari kami maka amalan itu akan tertolak.” (HR. Muslim)

c. Usai beramal, seorang hamba membutuhkan untuk memperbanyak istigfar atas kurang sempurnanya ia dalam beramal, dan juga butuh untuk memperbanyak hamdalah (pujian) kepada Allah Yang telah memberinya taufik sehingga bisa beramal. Apabila seorang hamba bisa mengombinasikan antara hamdalah dan istigfar, maka dengan izin Allah ta’ala, amalan tersebut akan diterima oleh-Nya.

Hal ini perlu diperhatikan betul-betul, karena setan senantiasa mengintai manusia sampai detik akhir setelah selesai amal sekalipun! Makhluk ini mulai menghias-hiasi amalannya sambil membisikkan, “Hai fulan, kau telah berbuat begini dan begitu… Kau telah berpuasa Ramadhan… Kau telah shalat malam di bulan suci… Kau telah menunaikan amalan ini dan itu dengan sempurna…” Dan terus menghias-hiasinya terhadap seluruh amalan yang telah dilakukan sehingga tumbuhlah rasa ‘ujub (sombong dan takjub kepada diri sendiri) yang menghantarkannya ke dalam lembah kehinaan. Juga akan berakibat terkikisnya rasa rendah diri dan rasa tunduk kepada Allah ta’ala.

Seharusnya kita tidak terjebak dalam perangkap ‘ujub; pasalnya, orang yang merasa silau dengan dirinya sendiri (bisa begini dan begitu) serta silau dengan amalannya berarti dia telah menunjukkan kenistaan, kehinaan dan kekurangan diri serta amalannya.

Hati-hati dengan tipu daya setan yang telah bersumpah:

فبما أغويتني لأقعدن لهم صراطك المستقيم. ثم لآتينهم من بين أيديهم ومن خلفهم وعن أيمانهم وعن شمائلهم

“Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka (para manusia) dari jalan-Mu yang lurus. Kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka.” (QS. Al-A’raf: 16-17)

Kiat Kedua: Bertaubat Sebelum Ramadhan Tiba

Banyak sekali dalil yang memerintahkan seorang hamba untuk bertaubat, di antaranya: firman Allah ta’ala:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَصُوحاً عَسَى رَبُّكُمْ أَنْ يُكَفِّرَ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ

“Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Rabb kamu akan menghapuskan kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai.” (QS. At Tahrim: 8)

Kita diperintahkan untuk senantiasa bertaubat, karena tidak ada seorang pun di antara kita yang terbebas dari dosa-dosa. Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan,

كل بنى آدم خطاء وخير الخطائين التوابون

“Setiap keturunan Adam itu banyak melakukan dosa dan sebaik-baik orang yang berdosa adalah yang bertaubat.” (HR. Tirmidzi dan dihasankan isnadnya oleh Syaikh Salim Al Hilal)

Dosa hanya akan mengasingkan seorang hamba dari taufik Allah, sehingga dia tidak kuasa untuk beramal saleh, ini semua hanya merupakan sebagian kecil dari segudang dampak buruk dosa dan maksiat (lihat Dampak-Dampak dari Maksiat dalam kitab Ad-Daa’ Wa Ad-Dawaa’ karya Ibnul Qayyim, dan Adz-Dzunub Wa Qubhu Aatsaariha ‘Ala Al-Afrad Wa Asy-Syu’ub karya Muhammad bin Ahmad Sayyid Ahmad hal: 42-48). Apabila ternyata hamba mau bertaubat kepada Allah ta’ala, maka prahara itu akan sirna dan Allah akan menganugerahi taufik kepadanya kembali.

Taubat nasuha atau taubat yang sebenar-benarnya hakikatnya adalah: bertaubat kepada Allah dari seluruh jenis dosa. Imam Nawawi menjabarkan: Taubat yang sempurna adalah taubat yang memenuhi empat syarat:

1. Meninggalkan maksiat.
2. Menyesali kemaksiatan yang telah ia perbuat.
3. Bertekad bulat untuk tidak mengulangi maksiat itu selama-lamanya.
4. Seandainya maksiat itu berkaitan dengan hak orang lain, maka dia harus mengembalikan hak itu kepadanya, atau memohon maaf darinya (Lihat: Riyaadhush Shaalihiin, karya Imam an-Nawawi hal: 37-38)

Ada suatu kesalahan yang harus diwaspadai: sebagian orang terkadang betul-betul ingin bertaubat dan bertekad bulat untuk tidak berbuat maksiat, namun hanya di bulan Ramadhan saja, setelah bulan suci ini berlalu dia kembali berbuat maksiat. Sebagaimana taubatnya para artis yang ramai-ramai berjilbab di bulan Ramadhan, namun setelah itu kembali ‘pamer aurat’ sehabis idul fitri.

Ini merupakan suatu bentuk kejahilan. Seharusnya, tekad bulat untuk tidak mengulangi perbuatan dosa dan berlepas diri dari maksiat, harus tetap menyala baik di dalam Ramadhan maupun di bulan-bulan sesudahnya.

Kiat Ketiga: Membentengi Puasa Kita dari Faktor-Faktor yang Mengurangi Keutuhan Pahalanya

Sisi lain yang harus mendapatkan porsi perhatian spesial, bagaimana kita berusaha membentengi puasa kita dari faktor-faktor yang mengurangi keutuhan pahalanya. Seperti menggunjing dan berdusta. Dua penyakit ini berkategori bahaya tinggi, dan sedikit sekali orang yang selamat dari ancamannya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan:

من لم يدع قول الزور والعمل به فليس لله حاجة في أن يدع طعامه وشرابه

“Barang siapa yang tidak meninggalkan kata-kata dusta dan perbuatannya, maka niscaya Allah tidak akan membutuhkan penahanan dirinya dari makanan dan minuman (tidak membutuhkan puasanya).” (HR. Bukhari)

Jabir bin Abdullah menyampaikan petuahnya:

إذا صمت فليصم سمعك وبصرك ولسانك عن الكذب والمحارم ودع أذى الجار, وليكن عليك وقار وسكينة يوم صومك, ولا تجعل يوم صومك ويوم فطرك سواء

“Seandainya kamu berpuasa maka hendaknya pendengaranmu, penglihatanmu dan lisanmu turut berpuasa dari dusta dan hal-hal haram dan janganlah kamu menyakiti tetangga. Bersikap tenang dan berwibawalah di hari puasamu. Janganlah kamu jadikan hari puasamu dan hari tidak berpuasamu sama.” (Lathaa’if al-Ma’arif, karya Ibnu Rajab al-Hambali, hal: 292)

Orang yang menahan lisannya dari ghibah dan matanya dari memandang hal-hal yang haram ketika berpuasa Ramadhan tanpa mengiringinya dengan amalan-amalan sunnah, lebih baik daripada orang yang berpuasa plus menghidupkan amalan-amalan sunnah, namun dia tidak berhenti dari dua budaya buruk tadi! Inilah realita mayoritas masyarakat; ketaatan yang bercampur dengan kemaksiatan.

Umar bin Abdul ‘Aziz pernah ditanya tentang arti takwa, “Takwa adalah menjalankan kewajiban dan meninggalkan perbuatan haram”, jawab beliau. Para ulama menegaskan, “Inilah ketakwaan yang sejati. Adapun mencampur adukkan antara ketaatan dan kemaksiatan, maka ini tidak masuk dalam bingkai takwa, meski dibarengi dengan amalan-amalan sunnah.”

Oleh sebab itu para ulama merasa heran terhadap sosok yang menahan diri (berpuasa) dari hal-hal yang mubah, tapi masih tetap gemar terhadap dosa. Ibnu Rajab al-Hambali bertutur, “Kewajiban orang yang berpuasa adalah menahan diri dari hal-hal mubah dan hal-hal yang terlarang. Mengekang diri dari makanan, minuman dan jima’ (hubungan suami istri), ini sebenarnya hanya sekedar menahan diri dari hal-hal mubah yang diperbolehkan. Sementara itu ada hal-hal terlarang yang tidak boleh kita langgar baik di bulan Ramadhan maupun di bulan lainnya. Di bulan suci ini tentunya larangan tersebut menjadi lebih tegas. Maka sungguh sangat mengherankan kondisi orang yang berpuasa (menahan diri) dari hal-hal yang pada dasarnya diperbolehkan seperti makan dan minum, kemudian dia tidak berpuasa (menahan diri) dan tidak berpaling dari perbuatan-perbuatan yang diharamkan di sepanjang zaman seperti ghibah, mengadu domba, mencaci, mencela, mengumpat dan lain-lain. Semua ini merontokkan ganjaran puasa.”

(Ref:http://muslim.or.id/fiqh-dan-muamalah/agar-kita-turut-merasakan-indahnya-ramadhan-1.html)

Shaleh Tapi Tak Berdaya Guna

Fenomena Ketidakberdayaan

A. Meninggalkan Dakwah dan Amar Ma’ruf Nahi Mungkar
Dalam masyarakat banyak terdapat orang-orang shaleh, mereka banyak
mengerjakan shalat dan puasa sunnah, namun mereka tidak mengerjakan
keshalehan ini untuk memperkuat agama Allah di muka bumi.
Tidak ada sisi kehidupna Rasulullah yang idak penuh dengan penderitaan, baik
yang menimpa dirinya, keluarga, para shahabat, kerabat, dan dakwah. Semua
itu menumbuhkan kesabaran yang baik, amal yang banyak, penyerahan diri yang
tinggi, dan keridhaan yang besar. Beliau tidak pernah terlihat gelisah, malas atau
lalai, sebaliknya beliau menjalankan tugas dakwah sebaik-baiknya.
Sungguh mengherankan, orang yang meninggalkan dakwah dan amar ma’ruf
nahi mungkar pada banyak kesempatan tidak mengakui ketidakberdayaannya
karena malu dan menutup-nutupi, bahkan mencari-cari alasan, menuduh orang
lain sebagai biang keladi ketidakberdayaan dan kelemahannya, terkadang ia
berapologi mempunyai satu atau dua masalah.
“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan saja mengatakan:’Kami
telah beriman’. Sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah
menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah
mengetahui orang-orang yang dusta.” QS. Al Ankabut :2-3
Sesungguhnya jiwa manusia pasti terpengaruh oleh masalah yang
dihadapninya, namun pengaruh ini harus tersimpan dalam diri manusia, tidak
ditampakkan kepada orang-orang keculai sesekali dan pada saat diperlukan.
Kemudaian ia terus melanjutkan dakwahnya terhadap masyarakat, tidak berat
hati dan tidak merasa lelah akibat berbagai masalah yang dikiranya sebagai
penghalang, dan memang seharusnya tidak menjadi penghalang. Hendaknya ia
bertanya kepada diri sendiri, apakah ia meninggalkan perbuatan duniawi ketika
menghadapi kesulitan dan musibah ini?! Jika tidak, maka sesungguhnya dakwa
itu lebih utama dari kesibukan duniawi.

B. Kikir terhadap Harta Benda atu Ketidaktepatan Infaq
Dimanakah pengusaha muslim yang berniaga dengan Allah tanpa perhitungan,
tanpa persyaratan, tanpa pengembalian, dan tanpa henti? Mereka ada tapi
sedikit sekali. Kebanyakan dari mereka memuaskan hawa nafsunya, menikmati
apa yang dikiranya surga, ada juga sekelompok dari mereka ynag menolak
berinfaq dan lebih menyukai gambaran infaq lain yang tidak mendesak.

C. Keahlian yang tidak Dikembangkan
Allah telah membagikan kemampuan dan keahlian diantara manusia. Allah
mengkhsuskan sebagian manusia dengan kemampuan dan keahlian yang lebih
besar. Apabila mereka berhasil mengembahkan keahlian itu, maka berarti
kemenangan besar. Jika tidak, maka sungguh mereka merugi dan tak
berdayaguna
Sepanjang sejarah telah tampil orang-orang yang punya keahlian dan tidak
menolak tugas. Riwayat hidup mereka tertulis dengan huruf dari cahaya,
sedangkan orang-orang yang menolak tugas meninggal tanpa diketahui seorang
pun, serta tidak memperoleh berbagai pahala menggapai perkara-perkara mulia
sebagaimana yang didapat orang-orang yang berbakti demi kepentingan
manusia.

D. Kerancuan Prioritas
Suatu fenomena terbesar dari ketidakberdayaan yang dialami para tsiqah,
karena segenap hidupnya berputar pada lingkaran pekerjaan kurang utama,
tanpa menyentuh pekerjaan-pekerjaan utama kecuali sesekali saja Kerancuan ini sebagai sebuah ketidakberdayaan termasuk cara iblis
memasukkan distorsi pada manusia, karena iblis memperindah jalan kejahatan di
mata mereka. Apabila tidak mampu melakukannya, maka iblis menampakkan
indah jalan kebajikan yang memiliki sedikit kebaikan dan tidak utama sehingga
manusia tidak menempuh jalan ynag membawa kebaikan yang besar.

E. Seorang Tsiqah Menghujat Saudara-saudaranya yang juga
Tsiqah
Diantara ketidakberdayaan yang paling besar dan jelas adalah ketika seorang
tsiqah bernadzar membuka aib orang lain, terlebih jika mereka juga tsiqah.
Setan telah menampakkan hujatan ini sebagai sesuatu yang indah dimatanya,
dengan alasan kritik dan menjelaskan hak. Kaidah Islam menetapkan bahwa
kritik apabila dicampur dengan hawa nafsu, balas dendam dan kesewenang-
wenangan, maka pelakunya berdosa bukan berpahala dan ucapannya ditolak
bukan diterima.
“tidak ada suatu perkara yang lebih cepat melunturkan amal, merusak hati,
merusak hamba, mengabadikan kesedihan, mendekatkan kepada kebinasaan,
menarik cinta terhadap riya, ujub dan kepemimpinan, melebihi kekuarangtauan
hamba akan dirinya dan pencariannya akan aib-aib orang lain”

F. Kelemahan Peradaban dan Wawasan
Apabila para tsiqah terbelakang dan lemah dibidang peradaban dan wawasan,
maka siapa yang kan tampil dan berbicara tentang Islam?

G. Tersia-siakan Banyak Waktu
Fenomena ketidakberdayaan yang paling jelas pada seseorang adalah menyia-
nyiakan waktu tanpa memanfaatkannya siang dan malam. Ibnu ‘Aqil an Hanbali’:
“tidak halal bagiku menyia-nyiakan satu jam dari umurku. Sehingga ketika
lisanku berhenti dari mudzakarah dan tukar pikiran, dan mataku berhenti
membaca, maka aku memfungsikan pikiranku untuk beristirahat”.
Merupakan ketidakberdayaan sama ksekali jika sekiranya seorang tsiqah
menyia-nyiakan waktunya untuk sesuatu yang tidak bermanfaat, atau untuk
perkara-perkara yang kurang besar nilainya dan menghabiskan waktu.
Kemudiah ia tidak merasa menyia-nyiakan waktu dan tidak menyadari sedikitnya
perkembangan yang didapatm, kecuali setelah terlambat.

H. Tujan yang Rendah
Sesungguhnya kebesaran seseorang terkait dengan kebesaran tujuannya.
Seberapa besar tujuan seseorang maka itu menunjukkan luasnya pikiran dan
cintanya terhadap perkara-perkara mulia.
I. Melanggar Janji

“Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan.” QS Ash Shaf:2-3

J. Tidak Mampu Mengendalikan Keluarga
Perkawinan merupakan satu perkara yang paling riskan dalam kehidupan para
da’i. adakah kerugian besar sekiranya mereka gagala dalam pengalaman
pertama.

Tarbiyah Ruhiyah

DR. Abdullah Nashih Ulwan

Dalam Q.S. Al Anfaal:29
“Hai orang2 yang beriman, jika kamu bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan kepadamu ´´furqaan´´ dan menghapuskan segala kesalahan-kesalahanmu dan mengampuni dosa-dosamu. Dan Allah mempunyai karunia yang besar“

Dan dalam Q.S. Al Hadid:28
“Hai orang2 ynag beriman, bertaqwallah kpd Allah dan beriman kepada Rasul-Nya niscaya Allah memberikan rahmat-Nya kepadamu dua bagian, dan menjadikan untukmu cahaya yang dengan cahaya itu kamu bisa berjalan dan dia mengampuni kamu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang“

Jika kita renungkan ayat tersebut diatas, maka dengan TAQWA kpd Allah, Allah akan:
1. Memberikan furqaan kepada orang mu´min, yang dgnnya kita dapat membedakan antara yang haq dan yang bathil
2. Mengahapuskan segala kesalahan2 kita
3. Mengampuni dosa2 kita
4. Memberikan cahaya yang akan menerangi kehidupan kita, sehingga kt akan selalu mendapatkan jalan keluar yang baik dr setiap permasalahan yang dihadapi

Hakikat Taqwa
Taqwa lahir dari konsekuensi logis dari keimanan yyang kokoh, keimanan yang selalu dipupuk dgn Muroqobatullah, mersa takut terhadap murka dan adzab-Nya, dan selalu berharap limpahan karunia dan maghfirah-Nya. Atau seperti yang didefinisikan para ulama: Taqwa adalah hendaklah Allah tidak melihat kamu berada dalam larangan-larangan-Nya dan tidak kehilangan kamu dalam perintah-perintah-Nya.

Jalan untuk mencapai Taqwa
1. Muáhadah (Mengingat perjanjian)
“Dan tepatilah perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji….“ (Q.S.An Nahl:91)
Yaitu perjanjian seperti yang terdapat didlm Q.S. Al A´raf:172 dan Al Fatihah:5

2. Muroqobah (Merasakan kesertaan Allah)
“Yang melihat kamu ketika kamu berdiri (u/ shalat) dan melihat pula perubahan gerak badanmu diantara orang2 yang sujud“ (Q.S. Asy Syura:218-219)

Dan dalam Hadist ttg Ihsan:
“Hendaklah kamu beribadah kepada Allah seolah-olah kamu melihat-Nya dan jika memang kamu tidak melihatNya, maka sesungguhnya Allah melihat kamu“

Ibadah yang bagaimana yang bisa membuat Allah suka/cinta terhadap ibadah kita tsbt. Perbanyak Dzikir (mengingat Allah). Imam Hasan Al Bashri berkata, “Semoga Allah mencurahkan rahmat-Nya kepada seorang hamba yang selalu mempertimbangkan niatnya. Bila semata-mata karena Allah maka dilaksanakannya tetapi jika sebaliknya maka ditinggalkannya“.

Macam-macam Muraqobah:
- Muroqobah dalam melaksanakan ketaatan kepada-Nya, yaitu dengan Ikhlas
- Muroqobah dalam kemaksiatan adalah dgn taubat, penyesalan dan meninggalkannya secara total
- Muroqobah dalam hal2 yang mubah adalah dgn menjaga adab2 terhadap Allah dan bersyukur atas segala nikmat-Nya
- Muroqobah dalam musibah adalah dengan ridha terhadap ketentuan-Nya serta memohon pertolongan-Nya dgn penuh kesabaran

3. Muhasabah (Interospeksi diri)
“Hai orang2 yang beriman , bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya u/ hari esok (akhirat) dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang telah kamu kerjakan“
(Q.S. Al Hasyr:18)

Dari Umar al Faruq r.a. berkata, “Hisablah diri kalian sebelum kalian dihisab, timbanglah diri kalian sebelum kalian ditm yang agung (hari kiamat). Di hari itu kamu dihadapkan kepada pemeriksaan, tiada yang tersembunyi dari amal kalian barang satu pun´´

Bagaimana mungkin bisa memperbaiki diri jika tidak ada muhasabah, tanpa muhasabah maka tidaka akan ada perubahan

4. Muáqobah (Pemberian sanksi)
“Dan dalam qishah itu ada (jaminan kelangsungan) hidup bagimu, wahai orang2 yang berakal, supaya kamu bertaqwa´´ (Q.S. Al Baqarah:178)

Apabila seorang mu´min menemukan kesalahan maka tidak pantas baginya untuk membiarkannya. Sebab membiarkan diri dalam kesalahan akan mempermudah terlanggarnya kesalahan2 yang lain dan akan semakin sulit untuk meninggalkannya. Sanksi itu harus dgn sesuatu yang mubah, tidak boleh dgn sanksi yang haram

5. Mujahadah (Optimalisasi)
Mujahadah sebagaimana dl Q.S. Al ankabuut:69
“Dan orang2 yang berjihad u/ (mencari keridhaan) Kami, benar2 akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan2 Kami. Dan sesungguhNya Allah benar2 beserta orang2 yang berbuat baik´´
berarti apabila seorang mu´min terseret dalam kemalasan, santai, cinta dunia dan tidak lagi melaksanakan amal2 sunnah serta ketaatan lainnya tepat pada waktunya mala ia harus memaksa dirinya melakukan amal2 sunnah lebih banyak dari sebelumnya.

Beramal hendaknya jangan seadanya. Bersungguh2lah dalam keadaan apapun dan dalam melakukan amalan apa saja. Dalam sebuah Hadist Qudsi:
“Dari Abu Hurairah bahwa beliau berkata, Rasulullah bersabda:“Sesungguhnya Allah berfirman: Tidaklah seorang hamba-Ku mendekat kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih Aku sukai selain dari amalan2 wajib dan seorang hambaKu senantiasa mendekat kepada-Ku dengan melakukan amalan2 sunnat, sehingga Aku mencintgainya. Apabila Aku telah mencintai-Nya, maka Akulah yang menjadi pendengarannya dan sebagai tangan yang digunakannya untuk memeganagn dan kaki yang dia pakai u/ berjalan dan apabila ia memohon kepada-Ku pasti Kukabulkan, dan jika berlindung kepada-Ku pasti Ku lindungi.’’

Detik-detik Wafatnya Rasulullah

Detik-detik Rasululllah SAW menghadapi sakaratul maut.Ada sebuah kisah tentang cinta yang sebenar-benar cinta yang dicontohkan Allah melalui kehidupan Rasul-Nya.

Pagi itu, walaupun langit telah mulai menguning,burung burung gurun enggan mengepakkan sayap.

Pagi itu, Rasululllah dengan suara terbatas memberikan khutbah “Wahai umatku,kita semua ada dalam kekuasaan Allah dan cinta kasihNya.Maka taati dan bertaqwalah kepadaNya. Ku wariskan dua perkataan kepada kalian, Alquran dan Sunnah ku.Barang siapa mencintai sunnah ku,bererti mencintai aku dan kelak orang-orang yang mencintaiku, akan masuk syurga bersama-sama ku.

Khutbah singkat itu diakhiri dengan pandangan Rasulullah yang tenang dan penuh minat menatap sahabatnya satu per satu.Abu Bakar menatap mata itu dengan berkaca-kaca,Umar adanya naik turun menhan nafas dan tangisnya. Usman menghela nafas panjang dan Ali menundukan kepalanya dalam-dalam.Isyarat itu telah datang,saatnya sudah tiba.”Rasullulah akan meninggalkan kita semua,” keluh hati semua sahabat kala itu.Manusia tercinta itu,hampir selesai menunaikan tugasnya di dunia.Tanda-tanda itu semakin kuat,tatkala Ali dan fadhal dengan cergas menangkap Rasulullah yang berkeadaan lemah dan goyah ketika turun dari mimbar.Di saat itu,kalau mampu,seluruh sahabat yang hadir di sana pasti akan menahan detik detik berlalu.

Matahari kian tinggi,tapi pintu Rasulullah masih tertutup.Sedang didalamnya, Rasulullah sedang terbaring lemah dengan keningnya yang berkeringat dan membasahi pelapah kurma yang menjadi alas tidurnya.Tiba-tiba diluar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam.”Bolehkah saya masuk?”tanyanya.Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk.

“Maafkanlah,ayahku sedang demam,” kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu.Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah,’Siapakah itu wahai anakku?”

“Tak tahulah ayahku,orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya,” tutur Fatimah lembut.Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu dengan pandagan yang mengetar kan.Seolah-olah bahagian wajah anaknya itu hendak di kenang.”Ketahuilah,dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia.Dialah malaikat maut,”kata Rasulullah,Fatimah pun menahan ledakkan tangisnya.Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tidak ikut sama menyertainya.Kemudian di panggilah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut roh kekasih Allah dan penghulu dunia ini.

“Jibril,jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?”tanya Rasulullah dengan suara yang amat lemah.”Pintu-pintu langit telah terbuka,para melaikat telah menanti rohmu.Semua syurga terbuka lebar menanti kedatanganmu”,kata Jibril.Tapi itu ternyata tidak membuat Rasulullah lega,matanya masih penuh kecemasan.”Engkau tidak senang mendengar kabar ini?”tanya Jibril lagi.”Khabarkan kepada ku bagaimana nasib umatku kelak?”

“Jangan khuatir,wahai Rasul Allah,Aku pernah mendengar Allah berfirman kepada ku:”Ku haramkan syurga bagi siapa saja,keculi umat Muhammad telah berada didalamnya,”kata Jibril.Detik-detik semakin dekat,saatnya Izrail melakukan tugas.Perlahan roh Rasulullah ditarik.Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbh peluh,urat-urat lehernya menegang..

“Jibril, betapa sakitnya sakaratul maut ini.”perlahan Rasulullah mengaduh.Fatimah terpejam,Ali yang disampingnya menunduk semakin dalan dan Jibril memalingkan muka.”Jijik kah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?”tanya Rasulullah pada malaikat penghantar wahyu.”Siapakah yang sanggup,melihat keksih Allah direnggut ajal,” kata Jibril.Sebentar kemudian terdengar Rasulullah memekik,kerana sakit yang tidak tertahankan lagi.”Ya Allah,dahsyatnya maut ini,timpakan saja semua sekasa maut ini kepadaku, jangan pada umatku.” BadanRasulullah mulai dingin,kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi..Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu,Ali segera mendekatkan telinganya”Uuushiikum bis shalati,wa maa malakat aimanuku”,peliharalah solat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu.”Di luar ointu tangis mulai terdengar bersahutan,sahabat saling berpelukan.Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan “Ummatii,ummatii, ummatii”-”Umatku,umatku,umatku”Dan berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi sinaran itu.

Kini,mampukah kita mencintai sepertinya?Allahumma sholli a’ala Muhammad wa baarik wa salim ‘alaihi.Betapa cintanya Rasulullah kepada kita.Kirimkan kepada sahabat -sahabat muslim lainnya agar timbul kesedaran untuk mencintai Allah dan RasulNya, seperti Allah dan Rasulnya mencintai kita.Kerana sesungguhnya selain daripada itu hanyalah fana belaka.

Amin.

(Ref:http://hendryheyka.multiply.com/journal/item/85/DETIK-DETIK_KEMATIAN_RASULULLAH_SAW)

Saturday, August 14, 2010

Adab Baca Al qur'an

- Badan, pakaian dan tempat, suci dari najis, dan ada wudhu. (Abu Dawud, Tirmidzi, Thabrani, Hakim).
- Bersiwak dahulu sebelum membaca Al Qur’an. (Baihaqi, Abu Nu’aim).
- Menghadap kiblat. (Ibnu Hajar).
- Al Qur’an diletakkan di tempat yang lebih tinggi. Jangan meletakkan Al Qur’an di bawah apapun. (Hakim). * Sebaiknya memakai meja atau bantal, baik ketika sedang dibaca atau tidak, hendaknya ditaruh di tempat yang tinggi. Jangan menaruh Al Qur’an di lantai sejajar dengan kaki kita.
- Membaca dengan memahami artinya, sehingga bisa diresapi. (Thabrani).
- Membaca dengan penuh rasa takut kepada Allah. (Baihaqi, Khatib). * Al Qur’an adalah Kalamullah. Perkataan yang Maha Segalanya. Sebagaimana kita gentar, jika membaca surat dari orang yang berkedudukan tinggi, maka kita harus lebih gentar ketika membaca surat dari Maha Raja di atas segala Raja.
- Dianjurkan menangis ketika mendengar ayat-ayat siksa dan neraka. Dan bergembira ketika mendengar ayat-ayat pahala dan surga. Jika tidak bisa menangis, berpura-puralah menangis. (Baihaqi).
- Membaca dengan makhraj Arab. Jangan membacanya dengan menggunakan dialek bahasa sendiri. (Baihaqi, Thabrani, Hakim).
- Membaca dengan tajwid dan tartil. (Ibnu Abu Dawud, Al Qur’an). * Tajwid adalah aturan membaca Al Qur’an. Tartil adalah aturan membaca Al Qur’an secara menyeluruh, yaitu; bertajwid, bermakhraj dsb.
- Memulai pembacaan Al Qur’an dengan membaca:

“Aku berlindung kepada Allah dari godaan syetan yang terkutuk.” dan Basmalah (Bismilahir rahmanir rahim). (Al Qur’an). * Kecuali pada surat At- Taubah tidak perlu membaca Basmallah.
- Membaca dengan qiraat Arab. Haram membacanya dengan nada nyanyian. (Baihaqi, Thabrani, Hakim).
- Boleh mengeraskan suara ketika membaca Al Qur’an, jika; Diperkirakan tidak akan menimbulkan riya, Dapat menyemangatkan orang lain membaca Al Qur’an, Tidak mengganggu orang lain. (Abu Dawud, Tirmidzi, Nasa’i). * Sebaiknya merendahkan suara bacaan jika ada orang yang sedang shalat. Dan jangan mengeraskannya (Al Qur’an) untuk membangunkan orang ketika Shubuh. (Al Qur’an - Abu Dawud, Tirmidzi).
- Dianjurkan menutup Al Qur’an ketika diajak bicara oleh orang lain dan mulai membacanya lagi dengan membaca ta’awudz.
- Jangan memandang kesana-kemari ketika membaca Al Qur’an. Orang yang sedang membaca Al Qur’an, berarti Allah sedang berbicara dengannya. Sangatlah tidak beradab, ketika Allah berbicara dengan kita, tetapi tidak dipedulikan. Dan jangan membaca Al Qur’an sambil makan dan minum.
- Apabila membaca ayat-ayat sajdah, maka disunnahkan untuk bersujud Tilawah dengan ada wudhu, menghadap kiblat, dan cukup dilakukan sekali. (Muslim, Ahmad, Thabrani, Ibnu Majah).
- Doa sujud Tilawah, ialah;


“Kuhadapkan mukaku kepada yang telah mendaptakannya, yang telah membukakan pendengarannya dan penglihatannya, dengan ucapannya dan kekuatan-Nya.”
- Sujud tilawah adalah sunnah muakkadah, sebagai hak Al Qur’an. Kecuali jika sedang menghafal Al Qur’an, cukup sekali sujud tilawah.

Adab Terhadap Al Qur’an
- Meletakkan Al Qur’an dengan bagian Al-Fatihah di atas.
- Jangan membawa Al Qur’an ke negeri musuh Islam. Ditakutkan Al Qur’an akan dirusak oleh mereka. (Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Ibnu Majah).
- Jangan berdebat dengan Al Qur’an. (Baihaqi, Ibnu Majah, Hakim). * Dikhawatirkan, argumen Al Qur’an yang diajukan, ditolak oleh lawan bicara kita, berarti secara tidak langsung ia sudah menolak Al Qur’an. Dan berdebat itu sendiri sangat tidak disukai oleh agama. Bahkan dianjurkan untuk menghindari perdebatan walaupun merasa benar.
- Seseorang yang sudah menghafal Al Qur’an atau sebagian ayat Al Qur’an, jangan mengatakan, “Aku lupa ayat ini...”, tetapi katakanlah, “Aku dilupakan oleh Allah ayat ini..”. (Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Ahmad).
- Orang-orang yang tidak boleh memegang Al Qur’an, ialah: Orang junub, Orang haid, Orang nifas, Orang kafir
- Jangan menyelonjorkan kaki ke Al Qur’an atau menyentuhnya dengan kaki. (Abu Nasir).
- Al Qur’an tidak boleh dipakai bantal atau alas. (Thabrani, Baihaqi).
- Al Qur’an tidak boleh dilangkahi. (Ibnu Hajar Asqalani).
- Umar ra. senang jika melihat orang yang membaca Al Qur’an memakai baju putih. (Malik).
- Ketika khatam dari tilawah Al Qur’an disunnahkan agar:
a. Memperbanyak takbir dan tahmid.
b. Mengumpulkan keluarga dan doa bersama-sama. (Ibnu Najar).

Adab Idul Fitri

- Disunnahkan memakai pakaian yang terbaik. Namun bukan berarti pakaian yang baru, setidak-tidaknya pakaian yang terlihat baik dan suci. (Bukhari).
- Rasulullah saw. sendiri mempunyai pakaian khusus yang dikenakan hanya pada hari Raya. (Ahmad).
- Sunnah menyantap makanan sebelum pergi untuk shalat Idul Fitri. (Bukhari, Tirmidzi). * Karena sebelumnya sudah berpuasa sebulan penuh, maka pada hari Idul Fitri hendaknya makan atau minum dahulu sebelum shalat menandakan bahwa pada hari itu kita tidak berpuasa. Nabi saw. biasa makan beberapa kurma dengan ganjil sebelum shalat Idul Fitri. (Bukhari).
- Dan disunnahkan agar tidak memakan apapun sebelum melaksanakan shalat Idul Adha. (Tirmidzi, Ibnu Majah, Ahmad).
- Shalat hari Raya boleh dilaksanakan tanpa menggunakan mimbar. (Bukhari).
- Tidak ada adzan dan iqamat pada shalat hari Raya. Dan tidak ada shalat sunnah qabliyah atau ba’diyah hari Raya. (Bukhari).
- Sunnah ada khutbah setelah shalat hari Raya. (Bukhari).
- Sunnah memendekkan shalat Hari Raya dan memanjangkan khutbah serta memperbanyak takbir. (Ibnu Majah). * Disunnahkan takbir dengan suara keras. (Bukhari).
- Hendaknya menyegerakan shalat Idul Adha dan melambatkan shalat Idul Fitri.
- Dianjurkan bersedekah setelah shalat hari Raya. Biasanya Nabi saw. setelah turun dari khutbah ditemani oleh Bilal ra. langsung membuka sorbannya untuk menerima sedekah dari para sahabat. (Bukhari).
- Makruh membawa senjata pada hari Raya, apalagi terhunus. (Bukhari).
- Wanita yang haid dianjurkan datang ke tempat shalat hari Raya dan ikut bertakbir namun ditempatkan terpisah. (Bukhari, Muslim, Abu Dawud). * Dan khatib disunnahkan memberi nasehat khusus bagi kaum wanita setelah khutbah hari Raya. (Bukhari).
- Imam hari Raya hendaknya memakai satir atau penghalang. (Bukhari). * Sebab, shalat di lapangan terbuka tidak ada dinding di hadapan. Penghalang bagi imam sudah mencukupi untuk seluruh jamaah.
- Sunnah membaca surat Al-Ala di rakaat pertama, dan Al-Ghasyiyah di rakaat kedua pada shalat hari Raya. Nabi saw. pun pernah membaca surat Qaf dan ‘Iqtarabatis saa’ah’. (Jamaah, kecuali Bukhari).
- Sebaiknya berjalan menuju tempat hari Raya melalui jalan yang tidak biasa dilewati. Dan pergi pulang melalui jalan yang berbeda. (Bukhari). * Asal aman.

Adab Puasa

Puasa Ramadhan
- Wajib berpuasa pada bulan Ramadhan bagi setiap Muslim. Dengan tujuan agar bertambah ketakwaan pada diri kita. (Alquran). * Puasa dimulai dari terbit Fajar Shubuh sampai Maghrib tiba. (Bukhari, Muslim, Nasa’i, Ibnu Majah).
- Berpuasa bukan hanya menahan lapar dan dahaga, tetapi juga menjaga lidah, mata, telinga, dan pikiran dari perbuatan yang dilarang agama. (Bukhari, Tirmidzi, Nasa’i, Ibnu Majah).
- Sunnah memulai puasa dengan sahur. Dan disunnahkan untuk melambatkan sahur serta menyegerakan berbuka. Melambatkan sahur yaitu mendekati waktu Shubuh. Dan mempercepat berbuka yaitu secepatnya membatalkan puasa setelah waktu Maghrib. Ini lebih baik daripada mempercepat sahur dan melambatkan berbuka. (Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa’i, Ibnu Majah). Sunnah memulai berbuka dengan buah kurma. Jika tidak ada, cukup dengan minum air. (Tirmidzi. Nasa’i, Ibnu Majah).
- Niat Puasa

Artinya : "Niatku berpuasa esok hari pada bulan Ramadhan tahun ini Karena Allah Ta'ala"

- Ketika berbuka puasa disunnahkan berdoa:

Artinya: “Ya Allah, karena Engkau aku berpuasa dan kepada Engkau aku beriman, dan atas rezeki Engkau aku berbuka puasa.” (Ibnu Majah).
- Jika ditawari makanan ketika berpuasa, sunnah menyatakan, ‘aku berpuasa’. (Muslim, Tirmidzi, Nasa’i, Ibnu Majah).
- Haram bagi wanita berpuasa tanpa seijin suaminya, kecuali puasa yang wajib, seperti puasa Ramadhan. (Muslim).

Yang Dibolehkan Dalam Berpuasa
- Suami istri boleh berciuman selama tidak menimbulkan birahi. (Bukhari, Muslim, Nasa’i, Ibnu Majah). * Namun dianjurkan agar menghindari hal-hal yang dapat membangkitkan syahwat.
- Menurut madzhab Imam Syafi’i, orang yang berpuasa dibolehkan bersiwak sampai waktu Zhuhur, dan makruh bersiwak setelah Zhuhur.
- Boleh menyiramkan air ke kepala karena panas. (Ahmad, Abu Dawud).
- Makan minum karena lupa tidak membatalkan puasa. (Nasa’i).
- Boleh memakai celak mata. (Ibnu Majah).

Yang Tidak Dibolehkan Dalam Berpuasa
- Haram bersetubuh pada siang hari ketika berpuasa. (Jamaah)
- Makruh berbekam dan membekam orang lain ketika berpuasa. (Tirmidzi Ahmad, Ibnu Majah).
- Makruh berciuman bagi pasangan muda suami istri yang sedang berpuasa. (Ibnu Majah).

Adab Wudhu

- Wudhu adalah syarat sahnya shalat. Firman Allah,
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai kedua mata kaki.” (Al-Ma’idah: 6).
- Niat. Karena wudhu adalah ibadah dan dengan niat, ibadah bisa dibedakan dari pekerjaan biasa. Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya amal itu bergantung pada niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang hanya akan memperoleh apa yang ia niatkan.” (Bukhari, Muslim).
- Niat bersuci dari hadats kecil. Jangan sampai tertinggal niat, hingga membasuh muka. (As-Syafi’i). * Sebaiknya berniat bukan hanya untuk mensucikan badan, tetapi juga membersihkan kotoran hati. (Imam Hanafi).
- Disunnahkan berwudhu di rumah sebelum pergi ke masjid, sebab setiap langkah yang dilangkahkan ke masjid dalam keadaan wudhu yang sempurna akan berpahala menghapus dosa dan mengangkat derajat. (Bukhari).
- Memulai wudhu dengan membaca basmalah. (Tirmidzi, Ibnu Majah, Nasa’i).
- Dianjurkan menghadap kiblat ketika berwudhu. (Imam Nawawi).
- Ditekankan bersiwak setiap berwudhu. Jika tidak ada, dapat menggunakan jari telunjuk. (Bukhari, Muslim). * Bersiwak dapat menjadi wajib, jika setelah memakan bawang putih atau merah pada hari Jum’at. (Imam Nawawi).
- Setiap bersiwak, disunnahkan lebih dahulu membasuh kedua tangan sampai pergelangan tangan sebanyak tiga kali. Kemudian berkumur, menghirup air ke hidung dan mengeluarkannya, membasuh muka, menyela-nyela janggut dengan jari yang basah, membasuh kedua lengan dari ujung tangan hingga ke atas siku, lalu mengusap kepala sekali, membasuh telinga sekali dan terakhir membasuh kedua kaki sampai mata kaki. (Bukhari, Muslim, Nasa’i).
- Cara mengusap kepala satu kali dalam berwudhu adalah: Meletakkan sebagian jari jemari telapak tangan di bagian depan ujung kepala tempat tumbuhnya rambut, lalu ditarik ke belakang sampai ke tengkuk, kemudian dikembalikan lagi ke depan ke bagian yang pertama tadi. (Abu Dawud). * Membasuh khusus tengkuk bukanlah bagian wudhu. (Imam Nawawi).
- Jangan membasuh muka dengan menyiram air langsung. Baik ditampung dulu di kedua telapak tangan, lalu diusapkan ke muka. (Imam Nawawi).
- Cara membasuh kedua telinga satu kali dalam wudhu yaitu: Dua jari telunjuk diletakkan di lubang telinga, lalu diputarkan ibu jari membasuh bagian luar telinga. (Abu Dawud). * Membasuh telinga hendaknya dengan air yang baru, bukan dengan air setelah membasuh kepala. (Imam Nawawi).
- Cara mencuci kaki dalam berwudhu ialah; Renggangkan jari-jari kaki dan disela-sela dengan jari-jari tangan dari kelingking kanan ke kiri. (Abu Dawud) . * Lebih utama jika mencucinya hingga ke betis. (Abu Hurairah).
- Hendaknya berwudhu dengan tertib, berurutan, dan sempurna. Jangan tertinggal walaupun setitik bagian wudhu. Kebanyakan adzab kubur disebabkan wudhu yang tidak sempurna. Termasuk berhati-hati dan memperhatikan bagian di bawah kuku dan cincin agar tidak tertinggal wudhu. (Bukhari, Muslim).
- Sunnah membasuh bagian wudhu tiga kali. Jangan menambah lebih dari tiga kali. Barangsiapa menambahnya, berarti telah menzhalimi din sendiri. (Nasa’i, Ibnu Majah, Abu Dawud). * Boleh membasuh kurang dari tiga kali, jika memang ada udzur, seperti; Waktu sempit, air sedikit, dsb. (Imam Nawawi).
- Disunnahkan mendahulukan anggota sebelah kanan ketika berwudhu, kemudian bagian sebelah kiri. (Bukhari, Muslim, Nasa’i).
- Sunnah shalat dua rakaat sunat Syukur Wudhu setiap selesai wudhu. Dan dilakukan tanpa diselingi oleh pembicaraan. (Bukhari, Muslim, Nasa’i). * Antara shalat Syukur Wudhu dan shalat wajib sebaiknya memperbanyak istighfar. (Ahmad).
- Doa memulai wudhu :


- Doa Setelah Berwudhu


Artinya: “Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan-Nya. Ya Allah, jadikanlah diriku dari golongan orang-orang yang bertaubat dan jadikanlah diriku dari golongan orang yang bersuci,” (Muslim). * Barangsiapa membaca doa di atas setelah wudhu, niscaya akan dibukakan baginya delapan pintu surga yang darimana saja ia dapat memasukinya. (Tirmidzi, Nasa’i).
- Jangan berwudhu di tempat orang buang air. Khawatir ada air najis yang tersisa, sehingga mengenai badan kita ketika berwudhu. (Tirmidzi, Dailami). * Bila terpaksa wudhu di WC, siramlah dulu sampai bersih sebelum berwudhu.
- Sunnah menjaga kelangsungan wudhu dan menggantinya setiap batal. (Hakim). * Menjaga wudhu berarti menjaga kelangsungan kelapangan rezeki. Allah berfirman, “Hai Musa, jika engkau mengalami musibah sedang engkau tidak dalam keadaan wudhu, maka jangan engkau menyalahkan kecuali dirimu.” (Hadits Qudsi).
- Dianjurkan agar melamakan ‘ghurah’ dan ‘tahjil’. (Muslim, Bukhari). * Ghurrah, adalah membasuh sebagian dari kepala bagian depan. Sedang ‘Tahjil’ adalah membasuh sebelah atas siku, ketika membasuh kedua tangan, dan sebelah atas mata kaki ketika membasuh kedua kaki. “Sesungguhnya umat ini akan diseru pada hari Kiamat dalam keadaan cemerlang kening, kedua tangan dan kedua kaki mereka, karena bekas-bekas wudhu. (Bukhari, Muslim).
- Diwajibkan berwudhu ketika akan melaksanakan shalat, membaca Alquran, sa’i, wuquf, jumrah, baligh, setelah tertawa keras dalam shalat.
- Dan disunnahkan berwudhu ketika akan tidur ( Bukhari ), akan mengulangi persetubuhan dengan istri ( Abu Dawud ), menengok orang sakit ( Bukhari ), setelah makan sesuatu yang dimasak ( Muslim ), setelah memakan daging kambing dan unta ( Muslim ), setelah menyentuh kemaluan ( Baihaqi ), ketika marah, agar reda marahnya ( Ahmad, Abu Dawud ), keluar dari WC ( Ahmad ), akan adzan, akan menziarahi kubur Nabi saw., mempelajari hadits atau tafsir, setelah berghibah atau berbohong.
- Jangan berbicara ketika berwudhu. ( Nasa’i ).
- Jangan boros. Dianjurkan menggunakan air sehemat mungkin. (Bukhari, Ibnu Majah, Abu Dawud). Nabi saw. bersabda, “Hematlah dalam memakai air walaupun di atas lautan. (Ahmad, Ibnu Majah).
- Air bekas wudhu dapat dipakai sebagai obat ( Bukhari ). Air bekas wudhu dapat menyembuhkan tujuh puluh penyakit ( Dailami ). * Caranya: Kita berwudhu di atas ember, sehingga air bekas wudhu itu akan jatuh ke dalam ember. Kemudian air itu diminumkan kepada si sakit.
- Sebaiknya jangan berwudhu dibantu orang lain. (Ibnu Najjar, Al-Bazzar).

Hal-Hal Yang Membatalkan Wudhu
 Ada sesuatu yang keluar dari salah satu di antara dua jalan, seperti kencing, tahi, darah atau angin. (An-Nisa’: 443 - Bukhari, Muslim). * Allah tidak menerima shalat seorang apabila berhadats, sebelum ia berwudhu.
 Tidur yang tidak mantap. Maksud mantap ialah tidur sambil duduk, dan pantat menempel rapat di tempat duduk. Dan tidak mantap, yaitu jika pantat renggang dari tempat duduk. Nabi saw. bersabda, “Barangsiapa tidur, maka hendaklah berwudhu.” (Abu Dawud). * Tidur dengan sikap mantap, tidak membatalkan wudhunya. ( Bukhari, Muslim ).
 Hilang akal, baik dikarenakan mabuk, pingsan, sakit, ataupun gila.
 Bersentuhan antara laki-laki dengan istrinya atau wanita asing, tanpa ada penghalang. (An-Nisa’: 43).
 Menyentuh farji/ alat vital sendiri atau farji orang lain, baik dubur maupun qubul ( penis/ vagina ), dengan telapak tangan atau jari-jari, tanpa ada penghalang.

Adab Adzan dan Iqamat

- Disyaratkan adzan jika tiba waktu sholat. (Bukhari, Muslim)
- Muadzin disunnahkan berwudhu dulu sebelum menyerukan adzan. (Tarmidzi) *Makruh adzan bila tanpa wudhu (Abu Dawud)
- Sunnah menyerukan adzan dengan suara kers dan lantang, karena tujuan adzan adalah untuk memanggil orang banyak agar melaksanakan sholat berjamaah. Tidak seorangpun jin, manusia atau apa saja yang mendengar betapa keras suara muadzin, melainkan menjadi saksi baginya pada hari Kiamat (Bukhari, Nasa'i, Ibn Majah)
- Kalimat-kalimat dalam iqamat sama dengan kalimat-kalimat adzan, hanya jumlahnya diganjilkan (Nasa'i, Abu Dawud, Tirmidzi)
- Adzan diserukan dengan alunan lambat, sedangkan iqamat diserukan dengan nada cepat, tetapi jelas (Tirmidzi)
- Pada Adzan Shalat Shubuh ditambahkan kalimat "ASHSHOLATU KHOIRUM MINANNAUM"(Sholat itu lebih baik daripada tidur) 2 kali. (Tirmidzi)
- Imam beranggung jawab terhadap makmum dalam mengimami. Dan muadzin bertanggung jawab dalam menjaga waktu sholat, agar jama'ah menunaikan sholat pada waktu yang benar (Tirmidzi)
- Sunnah adzan di tempat yang tinggi, di bukit atau di menara (Abu Dawud)
- Disunnahkan adzan sambil berdiri (Bukhari, Muslim)
- Sebaiknya orang yang iqamat adalah orang yang adzan (Tirmidzi)
- Muadzin hendaknya memasukkan jari telunjuknya ke telinga ketika adzan (Tirmidzi)
- Muadzin disunnahkan memiringkan kepala ke kiri ke kanan ketika menyerukan kalimat "HAYYA 'ALASHSHOLAH" 2 kali, dan kalimat "HAYYA 'ALAL FALAH" 2 kali.
- Orang yang mendengar 2 kalumat barusan disunnahkan dijawab dengan "LAA HAULA WALAA QUWWATA ILLAA BILLAAAHIL 'ALIYYIL 'ADZIIM"
Artinya :"Tiada daya dan kekuatan kecuali Allah yang Maha Tinggi lagi Maha Agung"
Untuk kalimat adzan yang lainnya, maka disunnahkan untuk menjawab adzan dengan ucapan yang sama.
- Disunnahkan berdi'a setelah mendengar seruan adzan :

Artinya :"Ya Allah, Rabb dakwah yang sempurna ini. Dan Shalat yang didirikan. Berikanlah kepada kami Muhammad 'Wasilah' dan 'fadhilah'. Dan angkatlah ia ke kedudukan yang terpuji. Sebah\gaimana engkau janjikan kepadanya. Sesungguhnya Engkau tidak pernah ingkar Janji."(Bukhari) *kemudian disunnahkan membaca Shalawat (Muslim)
- Tidak boleh menggaji muadzin, lebih utama dengan sukarela (muslim, Tirmidzi, Nasa'i)
- Jangan keluar masjid setelah mendengar Adzan, kecuali karena batal wudhu atau sesuatu yang mendesak (Muslim, Tirmidzi)
- Muadzin ditugaskan menunggu imam. Jangan iqamat sebelum imam datang (Muslim, Tirmidzi)
- Wanita hanya boleh adzan dan iqamat untuk jama'ah wanita (Hakim)
- Sebaiknya tetap menyerukan adzan dan iqamat walaupun dalam perjalanan (Tirmidzi) *disamping memberitahu waktu shalat kepada musafir lain, juga debagai dakwah agar mereka shalat dengan berjamaah bila memungkinkan.
- Syarat-syarat sah muadzin, yaitu : 1.Islam, 2.Tamyiz,tidak sah adzan anak kecil yang belum tamyiz, 3.Kalimat adzan tertib, 4.Kalimat adzan tidak diselingi kata-kata lain, 5.Dengan suara keras.

Wednesday, August 4, 2010

Keutamaan Ayat 15,5,dan7

Ayat lima belas terdiri atas :

1. Ali Imran :1-2 dan 18

2. Al-An`am : 95

3. Ar-Ra`d : 31

4. Yasin : 82

5. Al-Fatihah : 2

6. Qaf : 15

7. Al-Hadid : 4 dan 25

8. At-Taghabun : 13

9. Ath-Thalaq : 3

10. Al-Jinn : 28

11. Al-Muzzammil : 9

12. An-Naba : 38

13. Abasa : 18-19

14. At-Takwir : 20

15. Al-Buruj : 20-22

Membaca ayat lima belas dengan seizin Allah SWT dapat berfaedah memenuhi kebutuhan hidup, menyembuhkan orang sakit atau keracunan, serta memberikan keselamatan dan keamanan.

Ayat ke 1: Mendapat ampunan dosa.

ayat1-15

“Alif laamim, allahu laa ilaaha illallah huwal hayyul qoyyum“

Apabila ayat tsb dibacakan kepada orang yang sakit secara terus menerus maka mempunyai keutamaan bahwa orang yang sakit itu akan mendapat ampunan dosa dari Allah SWT.

ayat2-15 ok

Ayat ke 2: Segera Hasil Hajat

“Qaaiman bilqisthi dzaalikumullaahu fa-annaa tukfakuuna“

Apabila ayat tsb dibaca terus menerus pada malam hari, maka mempunyai keajaiban, bahwa orang yang mempunyai hajat dan belum berhasil maka Allah akan cepat menghasilkan hajatnya orang yang membacanya.

ayat3-15

Ayat ke 3: Pengasih semua orang

“Walau anna Qur’aanan suyyirot bihil jibaalu auquththi-at bihil ardhu au kullima bihil mauta balillaahil amru jamii-an”

Apabila ingin dicintai oleh semua orang baik laki laki maupun perempuan atau lawan berganti menjadi kawan, maka ayat ke 3 mempunyai daya keampuhan yang tinggi untuk itu bila dibaca 7x (tujuh kali) lalu sebutlah nama orang yang dimaksud, insya allah akan berhasil.

ayat4-15

Ayat ke 4: memberi pelajaran pada orang zalim

“Innamaa amruhuu idzaa araada syai an an yaquula lahuu kun fayakuun”

Apabila ayat tersebut ditulis dikertas kemudian ditulis juga nama orang yang zalim, maka mempunyai keanehan setelah tulisan tersebut ditulis lalu ditindih dengan batu maka orang zalim yang dimaksud akan mengalami sakit. Tapi perlu di ingat bahwa perbuatan yang demikian adalah dosa besar sehingga allah akan melaknat ummatnya yang berbuat aniaya dan menyenangi umatnya yang pemaaf.Tangan mencincang bahu memikul, barang siapa berbuat keburukan akan mendapat buah keburukan. Nauzubillah!!!

ayat5-15

Ayat ke 5: Untuk menunaikan segala hajat

“Alhamdulillaahi rabbil aalamiin”

mempergunakannya dengan cara dibaca sebanyak 7x sambil menahan nafas, lalu sampaikan hajatnya.

ayat6-15

Ayat ke 6: Menawarkan Racun

“Balhum fii labsiin min khalqin jadiidin”

Bacalah ayat ke 6 sebanyak 7x pada 7 butir beras atau gandum dalam bejana mangkuk putih porselin yang sudah dituangi air. Lalu airnya minumkan dan beras atau gandumnya dimakan oleh orang yang terkena racun, dengan izin Allah racun akan akan tawar dengan cepat.

ayat7-15

Ayat ke 7: Juga menawarkan racun

“Wahuwa ma-akum ainamaa kuntum wallaahu bimaa ta’maluuna bashiir”

Bacakan pada air kelapa hijau sebanyak 3x lalu diminumkan airnya pada orang yang terkena racun, insya aalh seketika racunnya akan tawar dengan qudrat irodat allah.

ayat 8-15

Ayat ke 8: Untuk terhindar dari marabahaya dan ampunan dosa

“Innallaaha qawiyyun aziizun. Allaahu laa ilaaha illaa huwa wa alallaahi fal yatawakkalil mu’minun”

Dibaca dengan penuh keikhlasan dalam keadaan berwudlu (tidak berhadas) maka akan diampuni oleh allah dosanya. Dan jika dibaca ketika akan tidur maka selama tidur akan dilindungi allah dari segala marabahaya kebakaran, maling, pembunuhan, bencana alam dsb, insya allah.

ayat 9-15

Ayat ke 9: Untuk Keselamatan dari Penyakit Menular

“Wamayyatawakkal alallaahi fahuwa hasbuhuu innallaaha balighu amrihi qad ja-alallaahu likulli syai-in qadraan”

Apabila dibaca akan menjadi tangkal yang ampuh dan jika ayatnya ditulis pada kulit kijang atau harimau kemudian dimasukkan dalam potongan bambu atau tabung lalu ditutup dan ditanam pada tengah kampung, desa atau kotamaka seluruh penduduk akan selamat dari penyakit menular. Metode ritual ini mungkin saja jawaban atau dapat juga dijadikan alternatif ditengah hingar bingarnya wabah penyakit menular yang disebabkan virus virus berbahaya yang belum diketahui identitasnya bahkan virus virus berbahaya yang sudah diketahui identitasnya seperti Flu burung,flu babi flu flu lainnya.makanya peninggalan leluhur itu sangat banyak sekali yang harus kita gali dan lestarikan sepanjang sejarah.

ayat 10-15

Ayat ke 10: untuk hajat duniawi dan ukhrowi cepat terkabul

“Wa ahaatho bimaa ladaihim wa ahshaa kulla syai-in ‘adadan”

Bila dibaca ayat ke 10 ini secara kontiniu maka hajat duniawi dan ukhrowi insya allah segera terlaksana…amiin.

ayat 11-15

Ayat ke 11: Untuk meredakan orang yang mengamuk/emosi

“Robbul masyriqi wal maghribi laa ilaaha illaa huwa fatta khidzhu wakiila”

Dibaca pada 7 butir padi kemudian dibawa menghadapi orng yang sedang marah atau mengamuk maka kemarahan dan kebencianya akan reda dengan sendirinya berkat izin Allah SWT.

ayat12-15

Ayat ke 12: Untuk hajat agar cepat tercapai

“Laa yatakallaamuuna illa man adzina lahu rrahmaanu waqaala shawaaban”

bagi siapa yang mengamalkan ayat ini maka segala hajatnya akan cepat ditunaikan oleh Alah SWT, amiin

ayat 13-15

Ayat ke 13: Untuk melumpuhkan perampok dan pembegal

“Min ayyi syai in khalaqahuu min nuthfatin khalaqahuu faqaddarahuu”

Dari zaman dahulu hingga sekarang perampokan dan pembunuhan terus saja terjadi dimana mana, bukan saja ditempat tempat yang sepi namun juga ditempat keramaian. nah! ayat yang ke 13 dari 15 ayat ini jawabannya. Apabila suatu waktu anda dihadang oleh perampok tidak bersenjata maupun bersenjata maka janganlah bingung atau berputus asa. caranya serahkan diri pada allah sehingga kita akan timbul keberanian sebab sebelum ajal berpantang mati. kemudian ambilllah debu secepatnya kemudian ayat ke 13 sebanyak 7 x ulang lau tebarkan ke sekeliling. Insya allah dengan kekuasaan allah seketika para pembegal akan kebingungan saling bentrok antara teman sehingga tidak berdaya.

ayat 14-15

Ayat ke 14: Melemahkan penguasa jahat dan kejam

“Inda dzil arsyil makiini”

Seorang raja, presiden atau para pejabat pemerintah juga penguasa hukum dan penegak hukum selalu kita temukan arogan dan menyombongkan diri atas kekuasaan yang diembannya atau wewenang yang dimilikinya, penyalahgunaan wewenang selalu saja kita temui ketika berhadapan dengan mereka. tanpa mereka sadar atau dalam keadaan sadar menganggap bahwa kekuasaan atau jabatan yang diembannya itu kekal tiada berujung..nau’uzubillah!!! jika anda mengalami seperti ini sebagai antisipasi ayat 14 ini jawabannya. caranya: Bacalah 7x sambil menahan nafas ketika berhadapan dengan penguasa lalim kemudian hembuskan pada penguasa tersebut sambil mohon dalam hati agar dilindungi allah dari kejahatannya dan dimudahkan segala urusan dengannya.

ayat 15-15

Ayat ke 15: untuk membuka gembok atau tali ikatan

“Wallaahu min waraa ihim muhithun bal huwa qur aanun majidun fii lauu hin mah fudhin”

Meski tidak diterima nalar namun semua kekuasaan allah nyata di alam ini. semua yang mustahil dijawab oleh allah denagn adanya ciptaannya di alam ini. sesunguhnya manusia tidak memiliki kekuatan selain kekuatan yang diamanahkan allah pada kita sebagai sifat NYA. jadi, janganlah menyombongkan diri dan menganiaya pada sesama. kemudian taatlah pada hukum allah. ayat yang ke 15 ini sungguh luar biasa dan nyata, barang siapa kehilangan kunci sehingga gemboknya tidak bisa dibuka maka dengan sarana membaca ayat ke 15 sebanyak 21x kemudian hembuskan pada gembok tersebut maka seketika gembok itu akan terbuka dengan izin allah. dengan cara yang sama dapat juga membuka ikatan tali atau rantai. Namun jangan coba coba disalahgunakan sebagai sarana membuka gembok untuk mencuri/mengambil milki orang lain tanpa izin, sebab tuah keampuhannya tidak akan berfungsi.

Penjelasan tentang ayat lima :
Ayat lima ialah ayat-ayat yang diambil dari lima surah dalam Al-Qur’an.

Ayat pertama diambil dari surah al-baqoroh ayat 246.

Ayat kedua diambil dari surah Ali-imran ayat 181.

Ayat ketiga diambil dari surah An-nisaa ayat 77

Ayat keempat diambil dari Surah Al-Maa-idah ayat 27

Ayat kelima diambil dari surah Ar-Ra’du ayat 16

Tiap-tiap satu dari lima ayat itu terdapat sepuluh buah huruf “QAF” (Kaf besar),

Sebab itulah ayat lima ini bisa juga disebut dengan ayat lima puluh Qaf.

Karena itu ayat lima ini mengandung rahasia dan hasiat yang besar sekali artinya, diantaranya ialah,

1. Ibnu Mas’ud meriwayatkan, Bahwa Rasulullah s.a.w. selalu membaca ayat lima ini, baik beliau sedang berada dalam negeri atau sedang dalam perjalanan dan dalam peperangan. Dalam peperangan beliau selalu dapat mengalahkan orang-orang kafir dan orang-orang munafik dan selalu mendapat pertolongan Tuhan

2. Bila selalu dibaca oleh seorang pemimpin, maka akan ditetapkan hatinya oleh tuhan dan diberi pengaruh serta kekuatan, dan patuh kepadanya semua orang-orang yang dipimpinnya.



Keutamaan dan Fadilah Ayat tujuh
Ayat Tujuh
Ayat Tujuh adalah
petikan dari 7 surat :
1. QS. At-Taubah ayat 51
2. Qs. ynus ayat 107
3. QS. Hud' ayat 6 dan 56
4. QS. Al Angkabut ayat 60
5. QS. fatir ayat 2
6. QS. Az-zummar ayat 13


Ka'ab Al Akbar mengatakan bahwa, dengan seizin Allah SWT, pembaca ayat tujuh mendapatkan keselamatan dari setiap bahaya dan musibah

Safety and Precaution dalam Maintenance

Alat ukur Dan Perkakas Tangan yang paling umum dalam menggunakan perbaikan dan pemeliharaan pesawat terbang oleh suatu Teknisi ilmu penerbangan (A/C Technician) memerlukan pengetahuan dasar.
Penggunaan perkakas boleh bervariasi, tetapi praktek baik untuk keselamatan, kepedulian dan [gudang/penyimpanan] perkakas harus sama jumlahnya ketika sebelum dan sesudah bekerja.

Untuk menjaga diri dari bahaya, pakailah alat pelindung diri seperti sepatu keselamatan, Kacamata pengaman, sarung tangan, sabuk keselamatan ; adalah wajib atas pekerjaan tertentu.

Semua itu dirancang untuk memperkecil suatu bahaya dan kerusakan, keselamatan untuk personil dan peralatan.
Safety Shoes Digunakan Sampai batas bahaya ke jari kaki anda dari bahaya,misalnya kejatuhan benda berat.
KACAMATA HITAM, Melindungi mata anda untuk semua personil ( resiko yang diajukan oleh inframerah dan radiasi ultraungu, selama pengelasan, memotong, dll) kerusakan mata yang disebabkan oleh itu semua dapat luar biasa menyakitkan.

SARUNG TANGAN dirancang untuk gas dan pengelasan busur cahaya untuk membatasi bahaya dan merusakkan dari percikan dan panas terbang obyek.

SABUK KESELAMATAN DAN TALI PENGIKAT digunakan untuk keselamatan anda dikala anda sedang di ketinggian lebih dari 2 meter.

Friday, July 30, 2010

Main PS di Komputer

ePSXe adalah suatu aplikasi PSX yang lumayan bagus. Efek 3D nya pun keluar dengan bagus. File ISO, MDF, atau yang sejenis file-file image, bisa dibuka juga. Jika tertarik, Download Sini
Password : kemal-aris.blogspot.com

Merubah Flash Disk Menjadi RAM

Suatu hari saya memainkan game yang membutuhkan RAM yang lumayan gede. Tapi RAM yang ada di kompi ku ga mencukupi. Akhirnya saya menemukan suatu program yang bisa memahami kebutuhan saya itu. Aplikasi EBooster bisa membantu.
Jika anda tertarik, Silahkan ikuti step-step di bawah ini :
1. Download Aplikasinya di Sini
2. Ekstract File Zip nya, password : kemal-aris.blogspot.com
3. Install (doubKlik eBoostr4_final_b554.exe)
4. Reboot Kompi nya
5. Ikuti instruksinya, klik yes apabila ditanyakan build Cache

Untuk menjadi full versi, ikuti Stepnya :
1. Tekan Alt + Ctrl + Del
2. Klik Tab Process
3. Klik eBoostr, Klik End Process
4. Copy eBoostrCP.exe dari yang tadi di Ekstract, paste di folder yang di Install tadi Defaultnya C:\Program Files\eBoostr\
5. Reboot Kompi Anda
Note : Memang masih terlihat belum full Version, tapi itu udah ga ada limited time nya koq...

Aplikasi ini akan otomatis Run.
Buka Aplikasinya dan Klik Build Cache
Tunggu hingga 100%
FD anda siap untuk jadi RAM

Monday, July 5, 2010

10 Cara Diet Sehat, mudah dan sederhana

1. Pertama-tama kenali tubuh sendiri.
Berhentilah membandingkan dengan tubuh teman-teman Anda. Saat Anda mengenal cara kerja tubuh sendiri, maka akan lebih mudah untuk memenuhi apa yang dibutuhkannya.
2. Makan secara teratur dengan porsi yang cukup
Seperti kata pepatah ," Makanlah sebelum lapar dan berhentilah sebelum kenyang.
3. Lebih banyak konsumsi buah dan sayur
Orang langsing rata-rata makan lebih dari satu sajian buah dan makan lebih banyak serat dan kurang lemak dibanding orang gemuk. Itu hasil penelitian yang dipublikasikan di Journal of the American Dietetic Association tahun 2006.
4. Jangan lupakan Sarapan pagi
Mulailah hari dengan menu dan porsi sarapan yang cukup. Ini akan membantu mengurangi asupan kalori di sepanjang sisa hari.
5. Perbanyak Minum air putih.
Cukupi kebutuhan air putih anda minimal 2 liter perhari
6. Berolahragalah.
Jadikan itu sebagai kegiatan yang tidak bisa dikompromikan lagi.Ber-aerobik dengan musik kesukaan bisa menjadi aktivitas yang menyenangkan. Ajak keluarga untuk ikut bergerak. Awalnya mungkin agak aneh mendengarnya. Tapi begitu Anda mulai, bisa-bisa Anda lupa berhenti.
7. Bebas Gula
Cobalah 2 minggu tanpa gula. Rasanya luar biasa mengetahui napsu makan Anda yang biasanya tak bisa dipendam berangsur-angsur menghilang.
8. Jangan melakukan tindakan ekstrim. Tindakan ekstrim maksudnya seperti sama sekali tak makan demi kurus dalam waktu cepat. Yang terbaik adalah makan dalam porsi sedikit, yang mancakup tiga nutrisi yang dibutuhkan tubuh dan dua camilan tiap hari untuk metabolisme yang lebih efisien.
9. Gosok gigi segera
Setelah makan malam segera gososk gigi untuk mengingatkan diri Anda bahwa waktu makan sudah habis.
10. Jangan sekali kali kompensasikan perasaan ke makanan.
Kebiasaan yang sangat tidak baik bila kita makan berlebih disaat-saat perasaan kita sedang buruk ataupun terlalu gembira.Pada umumnya orang yg terlalu terbawa emosi sesaat agak susah mengontrol pola makannya.
10 Cara Diet Sehat, mudah dan sederhana


1. Pertama-tama kenali tubuh sendiri.
Berhentilah membandingkan dengan tubuh teman-teman Anda. Saat Anda mengenal cara kerja tubuh sendiri, maka akan lebih mudah untuk memenuhi apa yang dibutuhkannya.
2. Makan secara teratur dengan porsi yang cukup
Seperti kata pepatah ," Makanlah sebelum lapar dan berhentilah sebelum kenyang.
3. Lebih banyak konsumsi buah dan sayur
Orang langsing rata-rata makan lebih dari satu sajian buah dan makan lebih banyak serat dan kurang lemak dibanding orang gemuk. Itu hasil penelitian yang dipublikasikan di Journal of the American Dietetic Association tahun 2006.
4. Jangan lupakan Sarapan pagi
Mulailah hari dengan menu dan porsi sarapan yang cukup. Ini akan membantu mengurangi asupan kalori di sepanjang sisa hari.
5. Perbanyak Minum air putih.
Cukupi kebutuhan air putih anda minimal 2 liter perhari
6. Berolahragalah.
Jadikan itu sebagai kegiatan yang tidak bisa dikompromikan lagi.Ber-aerobik dengan musik kesukaan bisa menjadi aktivitas yang menyenangkan. Ajak keluarga untuk ikut bergerak. Awalnya mungkin agak aneh mendengarnya. Tapi begitu Anda mulai, bisa-bisa Anda lupa berhenti.
7. Bebas Gula
Cobalah 2 minggu tanpa gula. Rasanya luar biasa mengetahui napsu makan Anda yang biasanya tak bisa dipendam berangsur-angsur menghilang.
8. Jangan melakukan tindakan ekstrim. Tindakan ekstrim maksudnya seperti sama sekali tak makan demi kurus dalam waktu cepat. Yang terbaik adalah makan dalam porsi sedikit, yang mancakup tiga nutrisi yang dibutuhkan tubuh dan dua camilan tiap hari untuk metabolisme yang lebih efisien.
9. Gosok gigi segera
Setelah makan malam segera gososk gigi untuk mengingatkan diri Anda bahwa waktu makan sudah habis.
10. Jangan sekali kali kompensasikan perasaan ke makanan.
Kebiasaan yang sangat tidak baik bila kita makan berlebih disaat-saat perasaan kita sedang buruk ataupun terlalu gembira.Pada umumnya orang yg terlalu terbawa emosi sesaat agak susah mengontrol pola makannya.

Bahaya Softdrink

Sebuah hasil penelitian dibidang kesehatan mengungkapkan data menarik bahwa kebiasaan minum soft drink secara berlebihan dapat mempercepat seseorang mengalami pengeroposan tulang atau osteoporosis, selain faktor kurangnya aktivitas fisik serta minimnya masukan zat kalsium.

Bahwa soft drink menjadi salah satu faktor yang mendorong pengeroposan tulang karena minuman ringan yang dikonsumsi secara berlebihan ini mengandung karbon yang menghambat penyerapan zat kalsium. Bahwa kafein yang terdapat dalam kopi, apalagi jika diminum secara berlebihan akan mengeluarkan kalsium secara berlebihan.

Sementara itu alkohol merusak tulang dan menyebabkan pola makan yang tidak teratur sehingga timbul gangguan kecukupan zat gizi dalam makanan. Untuk mengatasi kasus pengeroposan tulang ini, supaya masyarakat untuk lebih memperhatikan gaya hidup mereka serta menata kembali pola makannya.

"Osteoporosis dapat dicegah dengan mengubah gaya hidup menjadi lebih aktif bergerak, cukupnya paparan sinar matahari dan cukupnya masukan kalsium yang disesuaikan dengan usia masing - masing.

Sumber : lautanindonesia.com
Lezat/Dv

Manfaat Wortel

Diantara jenis sayur lainnya, wortel termasuk sayuran yang paling digemari banyak orang, baik itu dewasa maupun anak - anak. Citarasanya yang manis dan teksturnya renyah, cocok sekali dijadikan hidangan yang menyehatkan. Jika anda tidak suka sayuran kesukaan kelinci ini, anda termasuk kelompok yang merugi. Sebab, anda banyak kehilangan manfaat yang diberikan wortel bagi kesehatan.

Mendengar kata "wortel" yang dalam bahasa Inggrisnya disebut carrot, kita pasti langsung teringat pada buah yang berwarna oranye dan bentuknya memanjang, serta salah satunya meruncing. Wortel termasuk dalam tumbuhan sayur yang dalam ilmu biologi, wortel dimasukan dalam famili Apiaceae.

Bagian yang dapat dimakan dari wortel adalah bagian umbi atau akarnya. Wortel adalah tumbuhan biennial dengan siklus hidup 12 - 24 bulan yang mampu menyimpan karbohidrat dalam jumlah besar untuk tumbuhan tersebut berbunga pada tahun kedua. Batang bunga tumbuh setinggi sekitar 1m, dengan bunga berwarna putih.

Wortel atau dalam bahasa latinnya disebut Daucus carota adalah tumbuhan sayur yang dapat ditanam sepanjang tahun. Terutama didaerah pegunungan yang memiliki suhu udara dingin dan lembab. Tumbuhan wortel membutuhkan sinar matahari dan dapat tumbuh pada semua musim. Wortel mempunyai batang daun basah yang berupa sekumpulan pelepah (tangkai daun) yang muncul dari pangkal buah bagian atas (umbi akar), mirip daun seledri.

Menurut para botanis, wortel (Daucus carota) dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, diantaranya :

Jenis imperator, yakni wortel yang memiliki umbi akar berukuran panjang dengan ujung meruncing dan rasanya kurang manis.
Jenis chantenang, yakni wortel yang memiliki umbi akar berbentuk bulat panjang dan rasanya manis.
Jenis mantes, yakni wortel hasil kombinasi dari jenis wortel imperator dan chantenang. Umbi akar wortel berwarna khas oranye.
Berikut adalah sederet manfaat wortel yang perlu Anda ketahui. Siapa tahu ada resep yang Anda butuhkan.

Wortel merupakan jenis sayuran terpopuler keduya setelah kentang. Wortel mengandung vitamin A yang tinggi. Vitamin A dan Beta karoten kadang - kadang diresepkan untuk hal yang sama, karena beta karoten didalam tubuh dikonversi menjadi vitamin A. Beta karoten sendiri termasuk dalam golongan karotenoida dan telah diidentifikasi terdapat lebih dari 600 jenis karoten yang berbeda. Antara lain yang cukup dikenal didunia kesehatan adalah karoten, lutein, dan lycopen.
Beta karoten merupakan bagian penting dari karoten. Jika tubuh diberi asupan beta karoten maka tubuh akan membentuk vitamin A sesuai yang diperlukan tubuh sehingga menyantap wortel menjadikan cara yang aman untuk memperoleh vitamin A.
Mencegah kanker.
Dibandingkan dengan sayuran lain, wortel paling banyak mengandung beta karoten, rata - rata 12.000 IU ; para ahli menganjurkan 15.000 - 25.000 IU perhari. Ini terkait kandungan tinggi beta karoten yang mampu mencegah penyakit kanker, karena sifat antioksidanya yang melawan kerja destruktif sel - sel kanker. Disamping itu beta karoten membantu sistem kekebalan tubuh yang menghasilkan "killer cell" alami.
Mencegah Rabun Senja dan Memperbaiki Penglihatan
Karoten juga baik untuk kesehatan mata. Membantu mencegah terjadinya rabun senja dan memperbaiki penglihatan yang lemah. Kekurangan vitamin A atau yang dikenal dalam istilah kedokteran sebagai vitaminosis A, dapat menyebabkan buta ayam atau rabun senja.
Menurunkan Kolesterol Darah
Didalam wortel juga terkandung pectin yang baik untuk menurunkan kolesterol darah. Serat yang tinggi juga bermanfaat untuk mencegah terjadinya konstipasi. Dengan adanya kandungan kalium dalam wortel, dapat membantu menetralkan asam dalam darah dan vitamin A membantu hati menghilangkan toksin didalam tubuh.
Wortel mentah atau dimasak merupakan sumber kalium dan vitamin C. Mendapatkan dan mengonsumsi wortel sangatlah mudah, dapat dicampur dalam berbagai variasi makanan, minuman jus ataupun suplemen.
Nah, untuk memperoleh manfaat wortel secara maksimal yang harus diperhatikan adalah jeli memilih wortel. Pilih wortel yang berwarna agak muda dan terang. Ini menandakan bahwa wortel tersebut masih muda dan segar.(Sumber: Lezat Edisi 081/IV/23 Mei - 5 Juni 2007/Dv/Ijs)

Thursday, June 17, 2010

Hukum Masbuq

Hukum Masbuq
       Masbug adalah makmum yang ketinggalan. Ia tidak sempat membaca fatihah bersama imam pada rakaat pertama, maka jika ia takbiratul ihram sebelum imam ruku' harus membaca fatihah. apabila bacaan fatihahnya belum habis dan imam telah ruku' maka harus mengikuti ruku' pula, dengan demikian belum terhitung satu rakaat. Akan tetapi jika masbuq memdapati imam belum ruku' (dan bisa menyelesaikan fatihahnya) atau sedang ruku' dan dapat ruku' yang sempurna bersama imam, maka dihitung satu rakaat. dengan begitu tinggal menambah kekurangan rakaatnya.
       Sabda Rasulullah saw "Apabila seseorang diantara kamu datang (untuk) shalat sewaktu kami sujud, hendaklah ikut sujud dan janganlah kamu hitung itu satu rakat. Barang siapa yang mendapati ruku' bersama imam, maka ia telah mendapat satu rakaat." (H.R. Abu Daud). Perihal fatihahnya, menurut pendapat jumhur ulama ditanggung oleh imam. Sebagian ulama lainnya berpendapat, masbuq tidak mendapat satu rakaat apabila tidak membaca fatihah sebelum imam ruku'. Pendapat kedua ini berdasarkan hadis "Bagaimana keadaan imam ketika kamu dapati, hendaklah kamu ikut, dan apa yang ketinggalan olehmu hendaklah kamu sempurnakan." (H.R. Muslim)
Shalat Jama'
       Shalat Jama' adalah menggabungkan dua shalat wajib kedalam satu shalat. Contohnya shalat dzuhur gabung ke shalat Ashar atau shalat Isya' digabung ke Maghrib.
Syarat-syarat melakukan shalat jama' :
Pergi jauh dan bukanuntuk maksiat.
Kalau berjamaah tidak makmum kepada orang yang bukan musafir
Dalam pelaksanaannya, shalat jama' dibagi menjadi dua, yaitu :
Jama' taqdim adalah penggabungan dua shalat dikerjakan pada waktu shalat terdahulu. Misalnya, penggabungan shalat Isya' dengan shalat Magrib dikerjakan pada waktu Magrib. Niatnya :
"Ushalli fardlal maghribi tsalatsa rakaatain majmuu'an ilahil isyaai adaa-an lillahi ta'aalaa"
Artinya : "aku niat shalat magrib tiga rakaat jama' sama Isya' wajib karena Allah"
Syarat-syarat jama' taqdim :
dikerjakan dengan tertib, yakni shalat yang pertama didahulukan. misalnya magrib dengan isya', maka yang dikerjakan lebih dulu adalah shalat magribnya.
Niat jama' dikerjakan pada shalat pertama.
berturut-turut antara keduanya. Tidak boleh diselingi shalat sunnah atau perbuatan lainnya.
Jama' Takhir, adalah kebalikan dari jama' taqdim. Contohnya, penggabungan antara shalat magrib dengan shalat isya dikerjakan pada waktu isya'.
Syarat-syarat jama' takhir :
Niat jama' takhir dilakukan pada shalat yang pertama.
Waktu masih dalam perjalanan, ketika datang waktu shalat yang kedua. membaca niat shalat yang pertama. contohnya niat shalat magrib jama' takhir :
"Ushalli fardlal maghribi tsalatsa rakaatain majmuu'an ilal isyaa-i adaa-an lillahi ta'aalaa"
Artinya : "aku niat shalat magrib tiga rakaat jama' sama Isya' wajib karena Allah"

HIKMAH SHOLAT

HIKMAH SHOLAT
Sholat disyari'atkan sebagai bentuk tanda syukur kepada Allah, untuk menghilangkan dosa-dosa, ungkapan kepatuhan dan merendahkan diri di hadapan Allah, menggunakan anggota badan untuk berbakti kepada-Nya yang dengannya bisa seseorang terbersih dari dosanya dan tersucikan dari kesalahan-kesalahannya dan terajarkan akan ketaatan dan ketundukan.
Allah telah menentukan bahwa sholat merupakan syarat asasi dalam memperkokoh hidayah dan ketakwaan, sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya:
"Alif Laaam Miiim. Kitab (Al Qur-an) tidak ada keraguan di dalamnya, menjadi petunjuk bagi mereka yang bertakwa. Yaitu mereka yang beriman kepada yang ghaib, mendirikan sholat dan menafkahkan sebagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka." (QS. Al Baqarah : 1-2).
Di samping itu Allah telah mengecualikan orang-orang yang senantiasa memelihara sholatnya dari kebiasaan manusia pada umumnya: berkeluh kesah dan kurang bersyukur, disebutkan dalam fiman-Nya:
"Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah dan kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir, kecuali orang-orang yang mengerjakan sholat, yang mereka itu tetap mengerjakan sholat." (QS Al Ma'arij: 19-22).

HAL YANG MEMBATALKAN SHOLAT

HAL YANG MEMBATALKAN SHOLAT
1. Berbicara ketika sholat
2. Tertawa
3. Makan dan minum
4. Berjalan terlalu banyak tanpa ada keperluan
5. Tersingkapnya aurat
6. Memalingkan badan dari kiblat
7. Menambah rukuk, sujud, berdiri atau duduk secara sengaja 
8. Mendahului imam dengan sengaja

Hal Yang Makruh Dalam Sholat

HAL YANG MAKRUH DALAM SHOLAT
1. Memejamkan dua mata
2. Menoleh tanpa keperluan
3. Meletakkan lengan dilantai ketika sujud
4. Banyak melakukan gerakan yang sia-sia, misal: main-main dengan jam (melihat jam, mengakurkan jam, memperbaiki tali jam, membersihkan jam dll), mempermainkan baju, atau lainya

Sujud Sahwi

Sujud Sahwi
Sujud sahwi ialah sujud yang dilakukan orang yang shalat sebanyak dua kali untuk menutup kekurangan yang terjadi dalam pelaksanaan shalat yang disebabkan lupa.
Sebab-sebab sujud sahwi ada tiga; Karena kelebihan, karena kurang, dan karena ragu-ragu. Keterangannya sebagai berikut:

a. Sujud Sahwi Karena Kelebihan
Barangsiapa kelupaan dalam shalatnya kemudian dia menambah ruku', atau sujud, maka dia harus sujud dua kali sesudah menyelesaikan shalatnya dan salamnya. Hal ini berdasarkan hadits berikut:

"Dari Ibnu Mas'ud radhiallaahu anhu, bahwa Nabi shallallaahu alaihi wasallam shalat Dhuhur lima rakaat, kemudian beliau ditanya, 'Apakah shalat Dhuhur ditambah rakaatnya?', beliau balik bertanya, 'Apa itu?' Para sahabat menjelaskan, 'Anda shalat lima rakaat.' Kemudian beliau pun sujud dua kali setelah salam. Dalam riwayat lain disebutkan, beliau melipat kedua kakinya dan menghadap kiblat kemudian sujud dua kali, kemudian salam." (Muttafaq 'alaih)
Salam sebelum shalat selesai berarti termasuk kele-bihan dalam shalat, sebab ia telah menambah salam di pertengahan pelaksanaan shalat. Barangsiapa mengalami hal itu dalam keadaan lupa, lalu dia ingat beberapa saat setelahnya, maka dia harus menyempurnakan shalatnya kemudian salam, setelah itu dia sujud sahwi, kemudian salam lagi. Dalilnya adalah hadits Abu Hurairah radhiallaahu anhu:

"Dari Abu Hurairah radhiallaahu anhu, bahwasanya Nabi shallallaahu alaihi wasallam shalat Dhuhur atau Ashar bersama para sahabat. Beliau salam setelah shalat dua rakaat, kemudian orang-orang yang bergegas keluar dari pintu masjid berkata, 'Shalat telah diqashar (dikurangi)?' Nabi pun berdiri untuk bersandar pada sebuah kayu, sepertinya beliau marah. Kemudian berdirilah seorang laki-laki dan bertanya kepadanya, 'Wahai Rasulullah, apakah Anda lupa atau memang shalat telah diqashar?.' Nabi berkata, 'Aku tidak lupa dan shalat pun tidak diqashar.' Laki-laki itu kembali berkata, 'Kalau begitu Anda memang lupa wahai Rasulullah.' Nabi shallallaahu alaihi wasallam bertanya kepada para sahabat, 'Benarkah apa yang dikatakannya?'. Mereka pun menga-takan, 'Benar.' Maka majulah Nabi shallallaahu alaihi wasallam, selanjutnya beliau shalat untuk melengkapi kekurangan tadi, kemudian salam, lalu sujud dua kali, dan salam lagi." (Muttafaq 'alaih)

b. Sujud Sahwi Karena Kekurangan
Barangsiapa kelupaan dalam shalatnya, kemudian ia meninggalkan salah satu sunnah muakkadah (yaitu yang termasuk katagori hal-hal wajib dalam shalat), maka ia harus sujud sahwi sebelum salam, seperti misalnya kelupaan melakukan tasyahhud awal dan dia tidak ingat sama sekali, atau dia ingat setelah berdiri tegak dengan sempurna, maka dia tidak perlu duduk kembali, cukup baginya sujud sahwi sebelum salam. Dalilnya ialah hadits berikut:

"Dari Abdullah bin Buhainah radhiallaahu anhu, bahwa Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam shalat Dhuhur bersama mereka, beliau langsung berdiri setelah dua rakaat pertama dan tidak duduk. Para jama'ah pun tetap mengikuti beliau sampai beliau selesai menyempurnakan shalat, orang-orang pun menunggu salam beliau, akan tetapi beliau malah bertakbir padahal beliau dalam keadaan duduk (tasyahhud akhir), kemu-dian beliau sujud dua kali sebelum salam, lalu salam." (Muttafaq 'alaih)

c. Sujud Sahwi Karena Ragu-ragu
Yaitu ragu-ragu antara dua hal, yang mana yang terjadi. Keragu-raguan terdapat dalam dua hal, yaitu antara ke-lebihan atau kurang. Umpamanya seseorang ragu apakah dia sudah shalat tiga rakaat atau empat rakaat.
Keraguan ini ada dua macam:

1. Seseorang lebih cenderung kepada satu hal, baik kelebihan atau kurang, maka dia harus menurutkan mengambil sikap kepada yang lebih ia yakini, kemudian dia melakukan sujud sahwi setelah salam. Dalilnya hadits berikut:

"Dari Abdullah Ibnu Mas'ud radhiallaahu anhu, bahwasanya Nabi shallallaahu alaihi wasallam bersabda, 'Apabila salah seorang dari kamu ada yang ragu-ragu dalam shalatnya, maka hendaklah lebih memilih kepada yang paling mendekati kebenaran, kemudian menyempurnakan shalatnya, lalu melakukan salam, selanjutnya sujud dua kali'." (Muttafaq 'alaih)

2. Ragu-ragu antara dua hal, dan tidak condong pada salah satunya, tidak kepada kelebihan dalam pelaksanaan shalat dan tidak pula pada kekurangan. Maka dia harus mengambil sikap kepada hal yang sudah pasti akan kebe-narannya, yaitu jumlah rakaat yang lebih sedikit. Kemudian menutupi kekurangan tersebut, lalu sujud dua kali sebelum salam, ini berdasarkan hadits berikut:

"Dari Abu Sa'id Al-Khudri radhiallaahu anhu, bahwasanya Nabi shallallaahu alaihi wasallam bersabda, 'Apabila salah seorang di antara kamu ragu-ragu dalam shalatnya, dia tidak tahu berapa rakaat yang sudah ia lakukan, tigakah atau empat? Maka hendaknya ia meninggalkan keraguan itu dan mengambil apa yang ia yakini, kemudian ia sujud dua kali sebelum salam. Jika ia telah shalat lima rakaat, maka hal itu menggenap-kan pelaksanaan shalatnya, dan jika ia shalat sempurna empat rakaat, maka hal itu merupakan penghinaan (pengecewaan) terhadap syaitan'." (HR. Muslim)
Ringkasnya, bahwa sujud sahwi itu adakalanya sebelum salam dan adakalanya sesudah salam.
Adapun sujud sahwi yang dilakukan setelah salam ialah pada dua kondisi:
Apabila karena kelebihan (dalam pelaksanaan shalat).
Apabila karena ragu antara dua kemungkinan, tapi ada kecondongan pada salah satunya.
Sedangkan sujud sahwi yang dilakukan sebelum salam, juga pada dua kondisi:
Apabila dikarenakan kurang (dalam pelaksanaan shalat).
Apabila dikarenakan ragu antara dua kemungkinan dan tidak merasa lebih berat kepada salah satunya.
Hal-hal Penting Berkenaan Dengan Sujud Sahwi
Apabila seseorang meninggalkan salah satu rukun shalat, dan yang tertinggal itu adalah takbiratul ihram, maka shalatnya tidak terhitung, baik hal itu terjadi secara sengaja ataupun karena lupa, karena shalatnya tidak sah. Dan jika yang tertinggal itu selain takbiratul ihram, dan ditinggalkan secara sengaja, maka batallah shalatnya. Jika tertinggal secara tidak sengaja, dan dia sudah berada pada rukun yang ketinggalan tersebut pada rakaat kedua, maka rakaat yang ketinggalan ru-kunnya tadi itu dianggap tidak ada, dan dia ganti dengan rakaat yang berikutnya. Dan jika ia belum sampai pada rakaat kedua, maka ia wajib kembali kepada rukun yang ketinggalan tersebut, kemudian dia kerjakan rukun itu, begitu pula apa-apa yang setelah itu. Pada kedua hal ini, wajib dia melakukan sujud sahwi setelah salam atau sebelumnya
 
Apabila sujud sahwi dilakukan setelah salam, maka harus pula melakukan salam sekali lagi.
 
Apabila seseorang yang melakukan shalat meninggal-kan sunnah muakkadah (hal-hal yang wajib dalam shalat) secara sengaja, maka batallah shalatnya. Jika ketinggalan karena lupa, kemudian dia ingat sebelum beranjak dari sunnah muakkadah tersebut, maka hendaklah dia melaksanakannya dan tidak ada konsekwensi apa-apa. Jika ia ingat setelah melewatinya tapi belum sampai kepada rukun berikutnya, maka hendak-lah dia kembali untuk melaksanakan rukun tersebut. Kemudian dia sempurnakan shalatnya serta melakukan salam. Selanjutnya sujud sahwi kemudian salam lagi. Jika ia ingat setelah sampai kepada rukun yang berikut-nya, maka sunnah (muakkadah) itu gugur dan dia tidak perlu kembali kepadanya untuk melakukannya, akan tetapi terus melaksanakan shalatnya kemudian sujud sahwi sebelum salam seperti kami sebutkan di atas pada masalah tasyahhud awal.

Shalat - shalat Sunnah

Shalat-shalat Shunnah.
  Selain shalat wajib, juga ada shalat sunnah. Macamnya ada lima belas shalat, yaitu :
1. Shalat Wudhu, Yaitu shalat sunnah dua rakaat yang bisa dikerjakan setiap selesai wudhu, niatnya :
 “Ushalli sunnatal wudlu-I rak’ataini lillahi Ta’aalaa” artinya : “aku niat shalat sunnah wudhu dua rakaat karena Allah”

2. Shalat Tahiyatul Masjid, yaitu shalat sunnah dua rakaat yang dikerjakan ketika memasuki masjid, sebelum duduk untuk menghormati masjid. Rasulullah bersabda “Apabila seseorang diantara kamu masuk masjid, maka janganlah hendak duduk sebelum shalat dua rakaat lebih dahulu” (H.R. Bukhari dan Muslim). Niatnya :
 
“Ushalli sunnatal Tahiyatul Masjidi rak’ataini lillahi Ta’aalaa” Artinya : “aku niat shalat sunnah tahiyatul masjid dua rakaat karena Allah”

3. Shalat Dhuha. Adalah shalat sunnah yang dikerjakan ketika matahari baru naik. Jumlah rakaatnya miimal 2 maksimal 12. Dari Anas berkata Rasulullah “Barang siapa shalat Dhuha 12 rakaat, Allah akan membuatkan untuknya istana disurga” (H.R. Tarmiji dan Abu Majah). Niatnya :
 
“Ushalli sunnatal Dhuha rak’ataini lillahi Ta’aalaa” Artinya : “aku niat shalat sunnah dhuha dua rakaat karena Allah”

4. Shalat Rawatib. Adalah shalat sunnah yang dikerjakan mengiringi shalat fardhu. Niatnya :
Qabliyah, adalah shalat sunnah rawatib yang dikerjakan sebelum shalat wajib. Waktunya : 2 rakaat sebelum shalat subuh, 2 rakaat sebelum shalat Dzuhur, 2 atau 4 rakaat sebelum shalat Ashar, dan 2 rakaat sebelum shalat Isya’. Niatnya:
 
“Ushalli sunnatadh Dzuhri* rak’ataini Qibliyyatan lillahi Ta’aalaa” Artinya : “aku niat shalat sunnah sebelum dzuhur dua rakaat karena Allah”
* bisa diganti dengan shalat wajib yang akan dikerjakan.
Ba’diyyah, adalah shalat sunnah rawatib yang dikerjakan setelah shalat fardhu. Waktunya : 2 atau 4 rakaat sesudah shalat Dzuhur, 2 rakaat sesudah shalat Magrib dan 2 rakaat sesudah shalat Isya. Niatnya :
 
“Ushalli sunnatadh Dzuhri* rak’ataini Ba’diyyatan lillahi Ta’aalaa” Artinya : “aku niat shalat sunnah sesudah dzuhur dua rakaat karena Allah”
* bisa diganti dengan shalat wajib yang akan dikerjakan.

5. Shalat Tahajud, adalah shalat sunnah pada waktu malam. Sebaiknya lewat tengah malam. Dan setelah tidur. Minimal 2 rakaat maksimal sebatas kemampuan kita. Keutamaan shalat ini, diterangkan dalam Al-Qur’an. “Dan pada sebagian malam hari bershalat tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu. Mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ketempat yang terpuji” (Q.S. Al Isra : 79 ). Niatnya :
 
“Ushalli sunnatal tahajjudi rak’ataini lillahi Ta’aalaa” Artinya : “aku niat shalat sunnah tahajjud dua rakaat karena Allah”

6. Shalat Istikharah, adalah shalat sunnah dua rakaat untuk meminta petunjuk yang baik, apabila kita menghadapi dua pilihan, atau ragu dalam mengambil keputusan. Sebaiknya dikerjakan pada 2/3 malam terakhir. Niatnya :
 
“Ushalli sunnatal Istikharah rak’ataini lillahi Ta’aalaa” Artinya : “aku niat shalat sunnah Istikharah dua rakaat karena Allah”

7. Shalat Hajat, adala shalat sunnah dua rakaat untuk memohon agar hajat kita dikabulkan atau diperkenankan oleh Allah SWT. Minimal 2 rakaat maksimal 12 rakaat dengan salam setiap 2 rakaat. Niatnya :
 
“Ushalli sunnatal Haajati rak’ataini lillahi Ta’aalaa” Artinya : “aku niat shalat sunnah hajat dua rakaat karena Allah”

8.  Shalat Mutlaq, adalah shalat sunnah tanpa sebab dan tidak ditentukan waktunya, juga tidak dibatasi jumlah rakaatnya. “Shalat itu suatu perkara yang baik, banyak atau sedikit” (Al Hadis). Niatnya :
 
“Ushalli sunnatal rak’ataini lillahi Ta’aalaa” Artinya : “aku niat shalat sunnah dua rakaat karena Allah”

9. Shalat Taubat, adalah shalat sunnah yang dilakukan setelah merasa berbuat dosa kepada Allah SWT, agar mendapat ampunan-Nya. Niatnya:
 
“Ushalli sunnatal Taubati rak’ataini lillahi Ta’aalaa” Artinya : “aku niat shalat sunnah taubat dua rakaat karena Allah”

10. Shalat Tasbih, adalah shalat sunnah yang dianjurkan dikerjakan setiap malam, jika tidak bisa seminggu sekali, atau paling tidak seumur hidup sekali. Shalat ini sebanyak empat rakaat, dengan ketentuan jika dikerjakan pada siang hari cukup dengan satu salam, Jika dikerjakan pada malam hari dengan dua salam. Cara mengerjakannya
Niat :
 
“Ushalli sunnatan tasbihi raka’ataini lilllahi ta’aalaa” artinya “aku niat shalat sunnah tasbih dua rakaat karena Allah”
Usai membaca surat Al Fatehah membaca tasbih 15 kali.
Saat ruku’, usai membaca do’a ruku membaca tasbih 10 kali
Saat ‘itidal, usai membaca do’a ‘itidal membaca tasbih 10 kali
Saat sujud, usai membaca doa sujud membaca tasbih 10 kali
Usai membaa do’a duduk diantara dua sujud membaca tasbi 10 kali.
Usai membaca doa sujud kedua membaca tasbih 10 kali.
Jumlah keseluruhan tasbih yang dibaca pada setiap rakaatnya sebanyak 75 kali. Lafadz bacaan tasbih yang dimaksud adalah sebagai berikut :
 
“Subhanallah wal hamdu lillahi walaa ilaaha illallahu wallahu akbar” artinya : “Maha suci Allah yang Maha Esa. Segala puji bagi Akkah, Dzat yang Maha Agung”.

11. Shalat Tarawih, adalah shalat sunnah sesudah shalat Isya’ pada bulan Ramadhan. Menegenai bilangan rakaatnya disebutkan dalam hadis. “Yang dikerjakan oleh Rasulullah saw, baik pada bulan ramadhan atau lainnya tidak lebih dari sebelas rakaat” (H.R. Bukhari). Dari Jabir “Sesungguhnya Nabi saw telah shallat bersama-sama mereka delapan rakaat, kemudian beliau shalat witir.” (H.R. Ibnu Hiban)
 
Pada masa khalifah Umar bin Khathtab, shalat tarawih dikerjakan sebanyak 20 rakaat dan hal ini tidak dibantah oleh para sahabat terkenal dan terkemuka. Kemudian pada zaman Umar bin Abdul Aziz bilangannya dijadikan 36 rakaat. Dengan demikian bilangan rakaatnya tidak ditetapkan secara pasti dalam syara’, jadi tergantung pada kemampuan kita masing-masing, asal tidak kurang dari 8 rakaat. Niat shalat tarawih :
 
“Ushalli sunnatan Taraawiihi rak’ataini (Imamam/makmuman) lillahi ta’aallaa” artinya : “Aku niat shalat sunat tarawih dua rakaat (imamam/makmum) karena Allah”

12. Shalat Witir, adalah shalat sunnat mu’akad (dianjurkan) yang biasanya dirangkaikan dengan shalat tarawih, Bilangan shalat witir 1, 3, 5, 7 sampai 11 rakaat. Dari Abu Aiyub, berkata Rasulullah “Witir itu hak, maka siapa yang suka mengerjakan lima, kerjakanlah. Siapa yang suka mengerjakan tiga, kerjakanlah. Dan siapa yang suka satu maka kerjakanlah”(H.R. Abu Daud dan Nasai). Dari Aisyah : “Adalah nabi saw. Shalat sebelas rakaat diantara shalat isya’ dan terbit fajar. Beliau memberi salam setiap dua rakaatdan yang penghabisan satu rakaat“ (H.R. Bukhari dan Muslim)
 
“Ushalli sunnatal witri rak’atan lillahi ta’aalaa”artinya : “Aku niat shalat sunnat witir dua rakaat karena Allah” 

13. Shalat Hari Raya, adalah shalat Idul Fitri pada 1 Syawal dan Idul Adha pada 10 Dzulhijah. Hukumnya sunat Mu’akad (dianjurkan).”Sesungguhnya kami telah memberi engkau (yaa Muhammad) akan kebajikan yang banyak, sebab itu shalatlah engkau dan berqurbanlah karena Tuhanmu – pada Idul Adha - ”(Q.S. Al Kautsar.1-2)Dari Ibnu Umar “Rasulullah, Abu Bakar, Umar pernah melakukan shalat pada dua hari raya sebelum berkhutbah.”(H.R. Jama’ah). Niat Shalat Idul Fitri :
“Ushalli sunnatal li’iidil fitri rak’ataini (imamam/makmumam) lillahita’aalaa” artinya : “Aku niat shalat idul fitri dua rakaat (imam/makmum) karena Allah”
Niat Shalat Idul Adha :
 
“Ushalli sunnatal li’iidil Adha rak’ataini (imamam/makmumam) lillahita’aalaa” artinya : “Aku niat shalat idul adha dua rakaat (imam/makmum) karena Allah”
Waktu shalat hari raya adalah setelah terbit matahari sampai condongnya matahari. Syarat, rukun dan sunnatnya sama seperti shalat yang lainnya. Hanya ditambah beberapa sunnat sebagai berikut :
Berjamaah
Takbir tujuh kali pada rakaat pertama, dan lima kali pada rakat kedua
Mengangkat tangan setinggi bahu pada setiap takbir.
Setelah takbir yang kedua sampai takbir yang terakhir membaca tasbih.
Membaca surat Qaf dirakaat pertama dan surat Al Qomar di rakaat kedua. Atau surat A’la dirakat pertama dan surat Al Ghasiyah pada rakaat kedua.
Imam menyaringkan bacaannya.
Khutbah dua kali setelah shalat sebagaimana khutbah jum’at
Pada khutbah Idul Fitri memaparkan tentang zakat fitrah dan pada Idul Adha tentang hukum – hukum Qurban.
Mandi, berhias, memakai pakaian sebaik-baiknya.
Makan terlebih dahulu pada shalat Idul Fitri pada Shalat Idul Adha sebaliknya.

14. Shalat Khusuf, adalah shalat sunat sewaktu terjadi gerhana bulan atau matahari. Minimal dua rakaat. Caranya mengerjakannya :
Shalat dua rakaat dengan 4 kali ruku’ yaitu pada rakaat pertama, setelah ruku’ dan I’tidal membaca fatihah lagi kemudian ruku’ dan I’tidal kembali setelah itu sujud sebagaimana biasa. Begitu pula pada rakaat kedua.
Disunatkan membaca surat yang panjang, sedang membacanya pada waktu gerhana bulan harus nyaring sedangkan pada gerhana matahari sebaliknya.
Niat shalat gerhana bulan :
 
“Ushalli sunnatal khusuufi rak’ataini lillahita’aalaa” artinya : “Aku niat shalat gerhana bulan dua rakaat karena Allah”

15. Shalat Istiqa’,adalah shalat sunat yang dikerjakan untuk memohon hujan kepada Allah SWT. Niatnya “
 
“Ushalli sunnatal Istisqaa-I rak’ataini (imamam/makmumam) lillahita’aalaa” artinya : “Aku niat shalat istisqaa dua rakaat (imam/makmum) karena Allah”
Syarat-syarat mengerjakana Shalat Istisqa :
Tiga hari sebelumnya agar ulama memerintahkan umatnya bertaobat dengan berpusa dan meninggalkan segala kedzaliman serta menganjurkan beramal shaleh. Sebab menumpuknya dosa itu mengakibatkan hilangnya rejeki dan datangnya murka Allah. “Apabila kami hendak membinasakan suatu negeri, maka lebih dulu kami perbanyak orang-orang yang fasik, sebab kefasikannyalah mereka disiksa, lalu kami robohkan (hancurkan) negeri mereka sehancur-hancurnya”(Q.S. Al Isra’ : 16).
Pada hari keempat semua penduduk termasuk yang lemah dianjurkan pergi kelapangan dengan pakaian sederana dan tanpa wangi-wangian untuk shalat Istisqa’
Usai shalat diadakan khutbah dua kali. Pada khutbah pertama hendaknya membaca istigfar 9 X dan pada khutbah kedua 7 X.
Pelaksanaan khutbah istisqa berbeda dengan khutbah lainnya, yaitu :
Khatib disunatkan memakai selendang.
Isi khutbah menganjurkan banyak beristigfar, dan berkeyakinan bahwa Allah SWT akan mengabulkan permintaan mereka.
Saat berdo’a hendaknya mengangkat tangan setinggi-tingginya.
Saat berdo’a pada khutbah kedua, khatib hendaknya menghadap kiblat membelakangi makmumnya.